Selamatkan Jantung Kalimantan, Mahulu Gandeng YKAN untuk Pembangunan Berkelanjutan
- Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) gandeng YKAN untuk pembangunan berkelanjutan
- Kerja sama untuk menekan laju deforestasi hutan dan YKAN menempatkan masyarakat sebagai aktor utama
- YKAN telah mendampingi lima kampung di Mahulu, memperkuat kelembagaan dan sumber daya manusia serta peningkatan kesejahteraan masyarakat
Balikpapan, IDN Times – Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), Kalimantan Timur, menunjukkan komitmen seriusnya terhadap pembangunan berkelanjutan. Terbaru, Pemkab Mahulu secara resmi menggandeng Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), sebuah organisasi konservasi terkemuka, untuk merealisasikan visi tersebut.
Nota kesepakatan kerja sama strategis ini ditandatangani di Jakarta pada Rabu (18/6/2025) dan akan berlaku efektif selama lima tahun ke depan. Bupati Mahulu, Bonifasius Belawan Geh, yang turut hadir dalam penandatanganan tersebut, menegaskan bahwa salah satu prioritas pemerintahannya adalah merancang kebijakan yang terukur dan kontekstual.
Kebijakan ini, kata Bonifasius, harus mampu menjaga keharmonisan antara kelestarian ekologis, pemenuhan kebutuhan sosial dasar masyarakat, serta penguatan fondasi ekonomi lokal.
"Kabupaten kami memiliki hutan hujan terluas di Provinsi Kalimantan Timur. Oleh sebab itu, kemitraan strategis ini menjadi penegasan komitmen Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu untuk menjadikan pembangunan berkelanjutan sebagai pijakan utama dalam perencanaan dan pelaksanaan kebijakan daerah," ujar Bonifasius.
1. Kerja sama untuk menekan laju deforestasi hutan
Menurut Bupati, kerja sama ini lahir dari rekam jejak YKAN yang solid. Sejak tahun 2002, YKAN telah mendampingi masyarakat dan pemerintah di Kalimantan Timur dalam mengawal pembangunan hijau. Mahulu sendiri bukan nama baru bagi YKAN, mengingat kabupaten ini pernah menjadi salah satu daerah dampingan YKAN pada kurun waktu 2020–2024 melalui Program SEGAR yang didanai oleh USAID.
"Di tingkat tapak, YKAN mendampingi masyarakat di sekitar hutan untuk menekan laju deforestasi melalui tata kelola hutan berkelanjutan, perencanaan tata guna lahan, dan pengembangan komoditas masyarakat. Sementara itu, kami juga didampingi untuk bisa menghasilkan kebijakan yang mendukung pengelolaan kawasan berkelanjutan dan penerapan prinsip-prinsip perlindungan keanekaragaman hayati," terang Bonifasius.
2. YKAN menempatkan masyarakat sebagai aktor utama
Direktur Eksekutif YKAN, Herlina Hartanto, mengapresiasi komitmen Pemkab Mahulu dalam mengelola sumber daya alam mereka secara berkelanjutan. Herlina mengungkapkan keprihatinannya bahwa dalam 30 tahun terakhir, hampir 30 persen dari luas hutan di Kalimantan telah beralih fungsi untuk pengembangan perkebunan dan industri ekstraktif.
"Padahal hutan Kalimantan sangat kaya akan keanekaragaman hayati dan menyimpan karbon dalam jumlah yang sangat besar, sehingga memainkan peran kunci dalam mitigasi perubahan iklim. Karena itu, kami sangat mengapresiasi inisiatif Pemkab ini," jelas Herlina.
Herlina menambahkan, salah satu pendekatan yang digunakan YKAN untuk mendampingi masyarakat di Mahulu adalah melalui SIGAP (Aksi Inspiratif Warga Untuk Perubahan). Pendekatan ini menempatkan masyarakat sebagai aktor utama dalam melindungi dan mengelola hutan secara berkelanjutan.
"Kami mendampingi masyarakat untuk mengenali potensi yang mereka miliki dan menentukan cara mengembangkan potensi-potensi tersebut sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan mereka sembari tetap melindungi hutan yang menjadi warisan leluhur mereka," papar Herlina.
3. YKAN sudah dampingi lima kampung di Mahulu

Sebelumnya, YKAN telah mendampingi lima kampung di Mahulu, yaitu Kampung Long Melaham, Batu Majang, Long Bagun Ilir, Long Bagun Ulu, dan Batoq Keloq. Ruang lingkup pendampingan tersebut meliputi dukungan pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan, penguatan perencanaan tata ruang, peningkatan kesejahteraan masyarakat, serta peningkatan kapasitas, kelembagaan, dan sumber daya manusia.
Sebagai informasi, Mahulu ditetapkan sebagai kabupaten di Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2013. Dinamai Mahakam Ulu karena merupakan hulu dari Sungai Mahakam, sungai terbesar dan terpanjang di Kalimantan.
Hampir 86 persen luas wilayah Mahulu merupakan tutupan hutan, di mana mayoritas tutupan ini adalah vegetasi alami. Tutupan hutan ini terbagi atas Hutan Konservasi atau Hutan Lindung seluas 668.821 Ha, Kawasan Hutan Produksi Terbatas seluas 556.185 Ha, dan Kawasan Hutan Produksi seluas 107.316 Ha.