Penanganan Banjir Samarinda Perlu Biaya Rp7 Triliun
Pemerintah Kota, Provinsi dan Pusat perlu bergotong royong
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Samarinda, IDN Times - Meskipun banjir telah semakin surut situasi tanggap darurat banjir Samarinda tetap dilakukan hingga tanggal 21 Juni 2019.
Sekretaris Daerah Kota Samarinda Sugeng Chairuddin menjelaskan kondisi Samarinda saat ini, "Banjir semakin surut tinggal 2 wilayah, yang masih ketinggiannya 50 cm di daerah Bengkuring; Jalan Terong Pipit, dan Jalan Asparagus," kata Sugeng saat dihubungi IDN Times, Selasa (18/6).
Genangan air juga masih ada di Jl. Letjen. S. Parman, dan Jl. Gelatik, Kelurahan Temindung Permai. Penduduk yang terdampak banjir di kota ini telah berkurang menjadi 6.951 jiwa atau 2.245 KK. Saat ini aktivitas warga telah relatif berjalan lancar, bisnis dan pertokoan telah kembali dibuka.
Upaya penanggulangan banjir di Samarinda tidak bisa dilakukan oleh daerah saja, namun harus ditanggung bersama-sama dengan pemerintah pusat. Biayanya pun tak main-main besarnya.
"Kalau secara keseluruhan menurut provinsi, diperlukan dana Rp7 triliun," jelas Sugeng.
Baca Juga: Kementerian PUPR Janji Perjuangkan Masalah Banjir Samarinda di Pusat
1. Rapat Pengendalian Banjir Kota Samarinda
Rapat sinkronisasi program pengendalian banjir Samarinda dilakukan di Kantor Bappeda Kaltim Senin (17/6). Rapat ini diikuti Pemerintah Kota Samarinda, Bappeda Kaltim, dan Badan Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III.
Sugeng menjelaskan, "Hasilnya satu visi untuk mengatasi banjir di Kota Samarinda, baik provinsi maupun dari pusat melalui Balai Wilayah Sungai," ujarnya.
Baca Juga: Viral, Wakeboarding untuk Protes Banjir di Samarinda