Pendulang Rezeki Tak Halal di Tengah Pandemik di Samarinda
Para oknum pembuat PCR dan surat vaksin palsu
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Samarinda, IDN Times - Demi mencari untung di tengah kondisi pandemik, sindikat pemalsuan sertifikat vaksin dan kartu swab PCR rupanya tak main-main. Diketahui mereka menjual setiap kartu bodong itu dengan keuntungan berlipat.
Dari sindikat ini, jajaran Satreskrim Polresta Samarinda Kalimantan Timur (Kaltim) meringkus dua otak pelaku utama, yakni Rulian Wardana dan Sugeng Raharjo. Keduanya merupakan orang pertama yang memalsukan sertifikat atau kartu vaksinasi.
"Keduanya ini otak pelaku pemalsuan vaksin. Sugeng Raharjo, dia berstatus sebagai ASN (aparatur sipil negera), sedangkan Rulian Wardana sebagai relawan dari dinas sosial" papar Kapolresta Samarinda Kombes Pol Arif Budiman melalui Wakapolresta, AKBP Eko Budiarto, Sabtu (4/8/2021) siang.
Baca Juga: PPKM di Samarinda, Kebutuhan Plasma Konvalesen Meningkat
1. Jaringan pelaku terstruktur hingga ke calo tiket
Polresta Samaridan meringkus pelaku pemalsuan kartu vaksin dan surat PCR disamarinda, Rabu (4/8/2021). Lewat pengguna dokumen palsu sekaligus tersangka kasus, Hoirieh (40), polisi membekuk 8 tersangka dari sindikat tersebut.
“Ada 9 tersangka, satu tersangka di antaranya ada pelaku pembeli yang mengaku dirinya ditipu calo,” ungkap Eko.
Pelaku bernama Sugen mencuri lembaran surat vaksin dan swab PCR dari meja petugas. Setelah itu, dia menggandakan surat kesehatan ini menjadi 40 lembar dan diperdagangkan.
Rekannya, Rulian yang menjual kartu vaksin dan swab PCR seharga Rp200 ribu per lembar. Pembeli surat bernama Yudi Adi Irawan ternyata menjual kembali surat itu pada Thoriq Hakim seharga Rp400 ribu per lembarnya.
Tak berhenti di situ, Thoriq kemudian kembali menjualnya dengan harga Rp650 ribu per lembar kepada Hosein dan M Holik hingga akhrinya sampai kepada Hoirieh dalam bentuk paketan.
Nah, penumpang pesawat apes bernama Hoirieh ini yang membeli paket tiket pesawat plus kartu vakasinasi berikut tes swab PCR palsu seharga Rp2.850.000. Bukan hanya gagal terbang, perempuan ini pun jadi tersangka sindikat pemalsuan.
"Yang jelas Rulian Wardana dan Sugeng Raharjo merupakan otak pemalsuan vaksin. Sedangkan yang PCR masih kami kembangkan lagi," urai Eko.
Baca Juga: Kawasan Pertokoan Citra Niaga Samarinda Diamuk si Jago Merah