TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

War System Indikasi Modus Penipuan Penjualan Tiket Konser Coldplay 

Harga tiket melonjak dibandingkan penawaran penyelenggara

Konser Coldplay di Jakarta 2023 (instagram.com/pkentertainment.id/)

Balikpapan, IDN Times - Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) mengendus indikasi modus penipuan dalam proses penjualan tiket konser Band Coldplay  secara online di Jakarta pada 17-19 Mei 2023 lalu. Konser band asal Inggris yang memperoleh respons antusias dari penikmat musik tanah air di mana harga tiket melonjak drastis dari penawaran awal.

Ada indikasi penipuan dari penjualan tiket konser dengan memanfaatkan pihak ketiga. 

"Modus penipuan dari pihak ketiga dengan memanfaatkan situasi dan menaikkan harga setinggi langit," kata Ketua BPKN RI Rizal E Halim saat ditemui di Balikpapan Kalimantan Timur (Kaltim), Selasa (30/5/2023).  

Baca Juga: Pasokan Avtur untuk Embarkasi Balikpapan Meningkat 185 Persen

1. War system dalam penjualan tiket konser Coldplay

Ketua Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) Rizal E Halim di Balikpapan, Selasa (30/5/2023). (IDN Times/Hilmansyah)

Rizal mengatakan, ada indikasi pihak ketiga memanfaatkan respons antusias para penggemar menonton konser Coldplay di Jakarta. Dalam hal ini, menurutnya, pihak ketiga menerapkan aturan penjualan tiket konser secara online dengan war system

Di mana peminat terkesan saling berebut dalam membeli tiket dengan penawaran harga yang tinggi. Harganya jauh melampaui dari penawaran semula. 

“Apa itu, ada penjualan tiket secara online dan ada war system, yaitu pembelian pada satu titik yang sama, berebut bersama, dan kesannya seperti sayembara yang langka,” ungkapnya. 

2. Fenomena dengan istilah scarcity

Ketua Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) Rizal E. Halim. (Dok. BPKN)

Rizal menjelaskan, fenomena ini dikenal dengan istilah scarcity.  Yakni tinginya minat pembelian suatu barang yang sudah biasa ditemui di dunia ekonomi.

“Masalahnya adalah ketika war system ini tidak bisa mendeteksi yang mana (penawaran) manusia dan mana yang robot," paparnya. 

Keberadaan robot ini, menurut Rizal, diduga menjadi penyebab tingginya permintaan tiket berdampak kenaikan harganya. 

Pihak panitia pun tidak bisa mempertimbangkan kapasitas ruangan dan jumlah tiket yang seharusnya dijual. “Harusnya disampaikan berapa tiket yang tersedia ke publik,” ujarnya.

Baca Juga: Kilang Pertamina Balikpapan Raih 6 Penghargaan di APQA 2023

Berita Terkini Lainnya