TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bisnis Perdagangan Manusia di Manggar Sari, Korban Dibeli Rp3 juta 

Kalau mau bebas korban diharuskan bayar uang pengganti

IDN Times/Sukma Shakti

Balikpapan, IDN Times – Lokalisasi Manggar Sari di Balikpapan Timur memang sudah lama ditutup Pemkot Balikpapan. Namun praktik esek-esek masih menggeliat di eks lokalisasi tersebut. Bahkan, bisnis perdagangan manusia turut ada di dalamnya.

Malam pekan lalu, awak media IDN Times menyambangi eks lokalisasi Manggar Sari. Alunan musik disc jockey (dj) menggema sepenjuru kampung. Musik itu berasal dari hampir setiap rumah di kampung tersebut.

Sementara itu, kaum perempuan berpakaian seksi, mulai dari ABG (anak baru gede) hingga lanjut usia, mejeng di depan rumah. Mereka menawarkan diri untuk berkencan dengan pengunjung.

Baca Juga: Tim Gabungan Kesulitan Mencari Potongan Tubuh Balita Tanpa Kepala

1. Korban perdagangan manusia terpaksa melayani pengunjung

pexels.com/Kaboompics .com

Tak sedikit para pemilik rumah di kampung Manggar Sari itu juga menyediakan hiburan karaoke. Untuk mengetahui isi di dalamnya, media ini mengunjungi salah satu tempat hiburan malam di situ. Namun, untuk bisa menikmati hiburan ini tak dikenakan biaya. Pengelola karaoke hanya menawarkan paket “santai-santai” bagi pengunjung.

Paket itu terdiri dari minuman bersoda, tisu kertas, kuaci dan menyewa jasa seorang perempuan sebagai teman untuk bernyanyi. Pengunjung bisa berkaraoke ria hingga pukul 00.00 Wita.

“Semuanya Rp450 ribu,” sebut pengelola karaoke saat rekan media ini memesan lima botol minuman bersoda, satu pak tisu kertas, satu bungkus kuaci disertai seorang perempuan muda sebagai pemandu karaoke, sebut saja Mawar.

2. Korban perdagangan manusia ingin pulang

IDN Times/Sukma Shakti

Kepada IDN Times, Mawar tak canggung berbagi kisah soal pekerjaannya di Manggar Sari. Kata dia, ia datang ke Balikpapan karena ditawari pekerjaan oleh seorang temannya. Mendapat tawaran tersebut, Mawar terbang ke Kota Minyak.

Tiba di kota ini, sebulan lalu, ia langsung diajak temannya itu ke Manggar Sari. Di sana Mawar disuruh melayani pria hidung belang. Lantaran pekerjaan yang diberikan tak sesuai harapan, Mawar merasa dijebak. “Ya, saya korban perdagangan manusia,” lirih perempuan berusia 24 tahun itu.

Dijelaskan Mawar, oleh temannya yang menawarkan pekerjaan tadi, ia dijual kepada mucikari di Manggar Sari seharga Rp3 juta. Oleh mucikarinya, Mawar disuruh melayani para pria hidung belang atau pengunjung hiburan karaoke.

Sebenarnya, Mawar tak ingin menjadi pekerja seks. Dia ingin pulang ke Sumatra Utara. Namun apalah daya, ia tak cukup punya uang untuk kembali ke kampung halaman. Apalagi, si mucikarinya mengharuskan Mawar membayar uang pengganti untuk menebus dirinya.

“Jadi, kalau sudah Rp3 juta itu tergantikan, baru saya bisa bebas,” sebutnya.

Setelah waktu menunjukan pukul 00.00, layanan hiburan karaoke berhenti secara otomatis. Lantunan musik DJ dari tempat lainnya tak lagi terdengar. Obrolan kurang-lebih dua jam bersama Mawar pun terpaksa disudahi.

Baca Juga: Menghilang 16 Hari dari PAUD, Balita Ditemukan Tanpa Kepala

Berita Terkini Lainnya