Jadi Pilot Project, Listrik Tenaga Surya di Bandara APT Pranoto
Pertama di Indonesia, bisa mengurangi efek rumah kaca
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Samarinda, IDN Times - Bandar Udara (Bandara) Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto Samarinda sedang berbenah. Selain sedang memasang airfield lighting system (AFL) serta proyek perbaikan taxiway. Dalam waktu dekat bandara ini juga bakal menggunakan energi matahari untuk pasokan listrik.
Tak hanya itu, adapula wacana untuk menambah panjang landasan pacu menjadi 3 ribu meter dengan lebar 45 meter, kemudian memperluas wilayah sekitar 5-10 hektare untuk membangun hanggar baru.
Baca Juga: Susi Air Hentikan Sementara Rute Penerbangan ke Pedalaman Kaltim
1. Mengurangi efek gas rumah kaca
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, melalui Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Aji Pangeran Tumenggung Pranoto, menjalin kerja sama dengan PT Total Access to Solar (TATS) Indonesia dengan melakukan Perjanjian Sewa Guna Usaha untuk peralatan tenaga surya photovoltaik.
Kerja sama ini merupakan salah satu pilot project yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dalam mengurangi efek gas rumah kaca, sejalan dengan program pemerintah yakni Rencana Aksi Nasional - Penurunan Gas Rumah Kaca (RAN-GRK).
Kerja sama tersebut ditandatangani oleh Kepala UPBU APT Pranoto Samarinda, Dodi Dharma Cahyadi, mewakili Direktur Jenderal Perhubungan Udara dan Direktur Total Solar Singapura, Lorenzo Mancini dihadiri oleh Arividya Noviyanto sebagai Country Director Total dan Ismansyah selaku kepala Dinas Perhubungan Samarinda.
"Melalui kerja sama ini, Bandara APT Pranoto memiliki tenaga alternatif guna menekan anggaran, serta dapat menciptakan tenaga terbarukan dari solar cell yang dimiliki," terang Dodi dalam keterangan persnya Selasa (26/11).
Baca Juga: Bandara APT Pranoto Samarinda Tutup 26 Hari, Penerbangan Pindah Lokasi