TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kisah Kakek Reino Barack yang Berjuang Melawan Penjajah Lewat Radio 

#MenjagaIndonesia Oemar Barack, tokoh asli Samarinda

Patroli pasukan KNIL Infanteri XIV di Samarinda (Oost-Borneo/Kalimantan Timur) pada 12 Juli 1949 (geheugen.delpher.nl/Dienst voor Legercontacten)

Samarinda, IDN Times - Siapa tak kenal dengan Reino Barack. Taipan muda yang berhasil menawan hati Syahrini. Keduanya pun menikah pada Februari 2019 lalu. Sejak itu nama Reino tak lepas dari sorotan media. Namun tak banyak yang tahu bila kakek Reino adalah tokoh Samarinda pada zaman kolonial Belanda.

“Ayah Reino adalah Rosano Barack. Dan Rosano merupakan putra kedua dari Oemar Barack. Kakeknya Reino ini lahir di Samarinda pada 1917 silam,” ujar Muhammad Sarip, sejarawan lokal Samarinda saat dikonfirmasi pada Selasa (4/8/2020) pagi.

Baca Juga: 5 Inspirasi Sikap Teladan dari Soekirah, Ibunda Soeharto

1. Pada usia 22 tahun Oemar Barack hijrah ke Jepang untuk melanjutkan pendidikan

Oemar Barack, kakek dari Reino yang berjuang melawan penjajah Belanda lewat radio saat kuliah di Universitas Wasseda, Tokyo pada 1939. Potret ini diambil dari buku Samarinda Tempo Doeloe: Sejarah Lokal 1201-2015 yang ditulis oleh Muhammad Sarip (Dok.IDN Times/Istimewa)

Dari penelusuran Sarip, orangtua dan paman dari Oemar Barack merupakan tokoh dari Kampung Handel Maatschappij Borneo atau biasa disingkat HBS (sekarang Pasar Pagi) serta pengurus organisasi Sarekat Islam. Keluarga Barack adalah pendiri kawasan tersebut. Dan moyang mereka berasal dari tanah Banjar di Kalimantan Selatan.

“Pada usia 22 tahun Oemar berkuliah di Wasseda University di Tokyo (salah satu dari dua universitas swasta paling prestisius di Jepang). Itu terjadi pada 1939 atau tiga tahun sebelum Jepang menduduki Nusantara,” terangnya.

2. Berjuang melawan penjajah Belanda lewat radio saat kuliah di Tokyo

Letnan Gubernur Jenderal Dr. HJ van Mook memeriksa barisan penjaga kehormatan KNIL di Samarinda, Kalimantan Timur pada 25 Agustus 1947 (geheugen.delpher.nl/Hugo Wilmar)

Tatkala Perang Asia Timur Raya atau Perang Asia Pasifik meletus pada 1941, Oemar Barack menjadi penyiar Radio Tokyo. Melalui radio Jepang ini, Oemar melampiaskan kekesalannya kepada Belanda yang menjajah Nusantara termasuk Samarinda. Dengan lantang, Oemar mempropagandakan misi Jepang membebaskan Indonesia dari penjajahan Belanda.

“Keberpihakannya terhadap Jepang sekaligus membangkitkan semangat nasionalisme rakyat untuk anti-Belanda,” kata Sarip.

Baca Juga: Kisah Warga Samarinda Melawan Belanda Sebulan setelah Proklamasi

Berita Terkini Lainnya