Memikat Wisatawan dengan Warna-Warni Kampung Ketupat
Mencoba menjaga tradisi ratusan tahun
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Samarinda, IDN Times - Kedua mata Sri Mita nyaris tak berkedip, mengerling lembaran daun nipah. Saat menyimpul, jemari kirinya lihai memasukkan helai ke dalam rongga yang sebelumnya dibuat, hingga membentuk pola unik. Sementara jemari kanannya cekatan menahan agar desain itu tak berantakan. Dalam hitungan detik, satu ketupat ukuran jumbo pun jadi.
Ibu dua anak itu, sudah dua dekade menekuni kerajinan membuat ketupat ini. Tepat awal tahun 1999 dia mencoba kali pertama. Lazimnya pemula, dia juga lamban dalam menganyam helai nipah menjadi ketupat. Ukuran besar lebih gampang, tapi bentuk kecil terkadang sukar.
“Ini hanya terbiasa saja,” ucapnya saat ditemui IDN Times di Kampung Ketupat, Jalan Mangkupalas, Kelurahan Masjid, Kecamatan Samarinda Seberang, Kota Samarinda.
Baca Juga: 7 Fakta Unik tentang Ketupat, Bukan Sekadar Makanan Khas Lebaran
1. Sebagian besar pengrajin ketupat adalah perempuan
Terletak di sepanjang rukun tetangga 14, Kampung Ketupat adalah surga bagi pembuat ketupat. Nyaris sepanjang jalan beton yang sudah dipugar itu, pembuat ketupat berjejer rapi di sebelah kanan, seolah menyambut kedatangan pengunjung sedangkan sisi kiri ada Sungai Mahakam.
Tak jauh dari kediaman Sri Mita, panggung warna-warni disertai monumen ketupat, disediakan bagi pelancong yang hendak mengabadikan gambar di kampung wisata tersebut. “Rata-rata yang bikin ketupat itu ibu-ibu,” katanya.
Dalam hitungan jam, Sri mengaku bisa membuat puluhan ketupat. Dari pagi sampai sore, bisa ribuan. “Itu bisa dibikin kalau pekerjaan rumah sudah beres. Ya, mencuci dan masak,” sebutnya.
Ketika siang atau senja tiba, pembeli langganan Sri akan datang mengambil pesanan ketupat. Biasanya mereka adalah penjual soto banjar atau coto makkassar. Harganya beragam, satu ketupat besar atau kecil dinilai Rp500. Taksiran berubah ketika ketupat dipesan dalam partai besar. Misal, 100 ketupat kecil Rp 25 ribu, sedangkan yang besar degan jumlah sama dijual dengan harga Rp30 ribu.
“Ya, alhamdulillah selalu ada yang beli,” kata bungsu sembilan saudara ini.
Baca Juga: 5 Tips Agar Ketupat Tahan Lama & Tidak Gampang Basi