TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Terisolir, Kampung Ini Dapat Dana dari Amerika Serikat Membangun PLTS

Dikelola bersama dengan kontraktor yang membangun PLTS

Potret PLTS Teluk Sumbang dari atas (Dok. Biro Humas Setrpov Kaltim)

Berau, IDN Times - Lima dekade lalu, Teluk Sumbang, Kecamatan Biduk-Biduk, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, belum ramai penduduk.

Jalan menuju lokasi ini juga tak sempurna, hanya setapak di bawah rimbunnya kanopi belantara hutan Bumi Battiwakkal--sebutan Berau. Jalur lainnya, lewat laut menggunakan kapal dari Teluk Sulaiman.

Kini, kampung Teluk Sumbang mulai bertambah penghuninya. 
Sebagian besar warganya bertani dan berkebun. Infrastruktur jalan masuk juga mulai dibenahi.

Sayangnya, pesona di ujung timur Benua Etam--nama lain Kaltim--ini belum punya sinyal. Kawasan ini tertutup dari teknologi ponsel. 

Meskipun sulit sinyal namun listrik si kampung ini tersedia melimpah. Listrik di kampung paling ujung di timur Bumi Mulawarman ini punya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang dikelola secara komunal.

Teluk Sumbang satu-satunya kampung di pesisir Kecamatan Biduk-Biduk yang dialiri listrik 24 jam.

"PLTS dibangun pada 2017 dan mulai beroperasi pada 2018," ujar, Ahmad, operator PLTS Komunal Teluk Sumbang.

Baca Juga: Bandara APT Pranoto Samarinda Tutup 26 Hari, Penerbangan Pindah Lokasi

1. Ada 1.500 panel surya siap membantu sinar matahari jadi listrik

Potret PLTS Teluk Sumbang (IDN Times/Yuda Almerio)

Tim Social Expert FCPF Carbon Fund World Bank, Pemprov Kaltim bersama jurnalis mengunjungi lokasi PLTS ini pada Selasa (5/11).

Kampung ini patut berbangga sebab pagi, siang, sore dan malam hari listrik selalu tersedia. Lokasi pembangkit listrik ada di arah timur laut Kampung Teluk Sumbang. Jarak tempuh dari penginapan hanya 15 menit, bila jalurnya mulus bisa 10 menit.

Maklum jalannya masih tanah berbatu. Lokasinya berada di tengah belantara. PLTS Teluk Sumbang punya empat bangunan utama, satu untuk kantor, satu untuk baterai penyimpan daya, dua lainnya mesin untuk mengalirkan daya listrik.

"Ada 1.500 panel surya yang tersusun untuk menerima sinar matahari," katanya.

2. Pembangunan PLTS didanai Millennium Challenge Account-Indonesia

Potret PLTS Teluk Sumbang (IDN Times/Yuda Almerio)

Panel-panel ini siap menangkap sinar matahari, yang kemudian mengubahnya menjadi tenaga listrik. Dari situ tenaganya kemudian dialirkan ke mesin yang selanjutnya membaginya ke rumah-rumah warga. Tak lupa setrum ini juga mengisi baterai sebagai cadangan.

Informasi yang dihimpun IDN Times, pembangunan PLTS itu didanai oleh Millennium Challenge Account-Indonesia (MCA-Indonesia), lembaga yang dibentuk oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) untuk mengelola Hibah Compact dari Millennium Challenge Corporation (MCC), lembaga Pemerintah Amerika Serikat. 

"Yang mengerjakan proyeknya PT Akuo Energy Indonesia," sebutnya

3. Berau mendapat tiga jatah pembangunan PLTS di daerah terisolir

Potret PLTS Teluk Sumbang (IDN Times/Yuda Almerio)

Sebenarnya, program pengembangan listrik di kawasan terisolir ini tak hanya ada di Teluk Sumbang, tapi ada juga di Kampung Long Beliu dan Merabu.

Selain PLTS dikembangkan pula Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). Ketiga PLTS berkapasitas total 1,2 MWp dan satu PLTMH berkapasitas 30 kW.

Lazimnya, PLTS ini akan bersandingan dengan PLTMH untuk membantunya beroperasi. Khusus di PLTS Teluk Sumbang sendiri bisa menghasilkan 400 kWh untuk 130 kepala kelurga. Ratusan KK itu hanya menghabiskan 30 kWh listrik. 

"Jadi masih bisa 1000 pelanggan lagi," imbuh Rujeham, kepala SPV PLTS Teluk Sumbang.

Dia menambahkan, PLTS ini dikelola mandiri oleh warga tanpa keikutsertaan PLN. Bentuknya seperti dengan perusahaan listrik umumnya, yakni menggunakan voucher.

Pemasangan pertama gratis 900 watt selanjutnya bayar seperti biasa. Warga juga bisa menambah daya. Detailnya harga penjualan 1.460 per kwh.

Lantaran surplus setrum, pihaknya sebenarnya ingin membagi setrum ke kampung lain namun sayang jarak jadi penghalang.

"Jarak dengan Biduk-Biduk itu 35 km. PLN saja tak bisa masuk," terangnya.

Baca Juga: Miris, Warga di Kampung ini Puluhan Tahun Hidup Tanpa Sinyal

Berita Terkini Lainnya