Awas! Ombak Tinggi di Balikpapan Ancam Warga di Kawasan Pesisir

BMKG sebut ada belokan angin akibat Siklon Tropis KOMPASU

Balikpapan, IDN Times - Beberapa hari belakangan, masyarakat Kalimantan Timur (Kaltim) khususnya wilayah Balikpapan dan Samarinda bagian pesisir melaporkan jika kawasan mereka terendam air laut pada malam hari. Banjir akibat luapan air laut ini disertai gelombang tinggi bahkan mampu merusak rumah warga. 

Salah satu kawasan yang terdampak karena hantaman ombak, yakni RT 25 Stalkuda, Kelurahan Sepinggan Balikpapan Selatan. Dahlia (50), pemilik rumah yang teras rumahnya hancur tersapu ombak mengaku terkejut menyaksikan besarnya ombak pada 8 Oktober 2021 lalu.

"Hari itu yang paling besar ombaknya, akhirnya kami segera mengungsi ke masjid depan," ujarnya, saat ditemui di rumahnya, Senin (11/10/2021).

1. Debet air masih tinggi setelah kejadian pertama kali

Awas! Ombak Tinggi di Balikpapan Ancam Warga di Kawasan PesisirKondisi jalan hancur karena ombak (IDN Times/Riani Rahayu)

Setelah ombak mulai sedikit tenang, Dahlia bersama warga lainnya yang sempat mengungsi pun kembali selepas Isya untuk melihat kondisi rumah mereka. Beruntung, tak ada rumah yang mengalami kerusakan parah. Hanya memang akses jalan yang terdampak parah karena peristiwa ini.

Tiga hari pasca hantaman ombak itu, sampai saat ini dirinya bersama warga lainnya tetap memilih untuk mengungsi. Namun jika dibandingkan kejadian beberapa waktu lalu, gelombangnya sudah mulai berkurang.

"Air naik saja, tapi gelombangnya tidak terlalu tinggi. Sorenya saja gelombang tinggi tapi malamnya sudah nggak," tuturnya.

Jujur saja, dirinya sempat merasa khawatir mengingat ada anak kecil yang tinggal bersamanya.

Baca Juga: Dokumen Tak Lengkap, Anjing Seharga Motor Ditolak Masuk Balikpapan

2. Berharap uluran tangan pemerintah untuk akses jalan

Awas! Ombak Tinggi di Balikpapan Ancam Warga di Kawasan PesisirJembatan alami rusak parah (IDN Times/Riani Rahayu)

Kerusakan parah akibat hantaman ombak justru didapatkan warga pada akses jalannya. Jembatan yang menjadi penghubung mereka yang tinggal di kawasan pesisir menjadi tak layak guna. Meski masih bisa dilewati, namun salah langkah sedikit saja, warga yang melintas bisa terperosok ke dalam sela-sela kayu terbuka lebar. 

Dahlia sendiri berharap, pemerintah dapat membantu ia dan warga di sana untuk memperbaiki jembatan dan tak mengganggu mobilitas warga sekitar. 

"Kalau kata pak camat kemarin, material bisa dikasih yang penting ada yang mau ngerjain. Tidak apa-apa," kata dia.

3. Kecepatan angin sebelah timur Filipina meningkat

Awas! Ombak Tinggi di Balikpapan Ancam Warga di Kawasan PesisirIlustrasi prediksi cuaca BMKG (IDN Times/bmkg.go.id)

Berdasarkan keterangan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bahwa kondisi gelombang tinggi ini disebabkan karena posisi matahari, bumi, dan bulan berada dalam satu garis lurus. Saat keadaan ini, bulan berada dalam fase bulan baru (bulan mati).

Keterangan rilis yang disampaikan oleh Meteorologi SAMS Sepinggan Balikpapan, kondisi ini berlangsung hingga 10 Oktober kemarin. 

Sementara itu, terdapat pula Siklon Tropis Kompasu terpantau di Samudra Pasifik sebelah timur Filipina, dengan kecepatan angin maksimum mencapai 45 knot dan tekanan 992 hPa dengan pergerakan hampir tetap dan intensitas yang meningkat.

Sistem ini membentuk daerah belokan angin (konvergensi) di kawasan Kaltim. Kondisi ini dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar daerah konvergensi tersebut.

Baca Juga: Operasi Antik Mahakam, Polresta Balikpapan Tangkap 22 Pengedar Sabu

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya