TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pekasam, Teknik Mengolah dan Mengawetkan Ikan

Cara awetkan ikan tradisional yang digunakan di Kalimantan

pekasam (instagram.com/zila_norazila)

Balikpapan, IDN Times - Di Indonesia, keberagaman kuliner tak pernah habis untuk dijelajahi. Mulai dari cara pengolahan hingga rasa yang unik, tiap daerah memiliki kekhasan kuliner tradisionalnya.

Salah satu praktik tradisional yang telah mengakar di Indonesia adalah pekasam, metode untuk mengolah dan mengawetkan ikan. Teknik ini sudah dikenal sejak zaman dulu ketika belum ada teknologi modern untuk menyimpan ikan.

Metode pekasam populer di beberapa daerah di Indonesia, terutama Kalimantan dan Sumatra. Namun, bagaimana sebenarnya cara pembuatan dan konsumsinya? Mari simak penjelasannya.

1. Cara mengolah pekasam

Bekasam (instagram.com/robbie_darkescence)

Pekasam dikenal dengan nama yang berbeda di berbagai daerah. Di Kalimantan Selatan (Kalsel) disebut pekasam, di Kalimantan Tengah (Kalteng) dikenal dengan wadi, sementara di Sumatra disebut bekasam.

Cara pengolahannya hampir serupa, dimulai dengan persiapan ikan segar yang dibersihkan dari sisik dan kotoran. Biasanya, ikan air tawar menjadi pilihan utama.

Setelah dibersihkan, ikan ditempatkan dalam stoples bersama dengan nasi dan garam. Stoples kemudian ditutup rapat dan dibiarkan pada suhu ruang selama 7 hari.

Baca Juga: Sup Ceker Singkong Balikpapan, Ide Menu Sederhana yang Lezat 

2. Cara wadi yang digunakan masyarakat Kalteng

Instagram.com/wadi_patin_plk

Selain ikan, metode ini juga dapat diterapkan pada daging. Di Kalteng, yang menggunakan metode wadi, masyarakat biasanya menggunakan daging babi hutan. Perbedaannya, wadi menggunakan beras yang direndam dalam larutan gula aren. Daging babi kemudian dibungkus dengan daun nangka untuk mencegah pembusukan dan pertumbuhan ulat.

Meskipun demikian, baik pekasam maupun wadi lebih umum digunakan untuk mengolah dan mengawetkan ikan.

Berita Terkini Lainnya