Senyawa BPA yang Diduga Picu Timbulnya Kanker Payudara 

Peringkat teratas kanker mematikan di Indonesia

Balikpapan, IDN Times - Kementerian Kesehatan menyatakan, kanker payudara menempati peringkat pertama penyakit kanker yang menjadi penyumbang kematian pertama di Indonesia. 

Seperti disebutkan, Globocan pada 2020, memaparkan jumlah kasus baru kanker payudara mencapai 68.858 kasus (16,6 persen) dari total 396.914 kasus baru kanker di Indonesia. Jumlah kematian akibat kanker payudara mencapai lebih dari 22 ribu jiwa kasus, dan menjadi salah satu penyumbang kematian tertinggi akibat kanker.

''Sebanyak 70 persen dideteksi sudah di tahap lanjut, kalau kita bisa mendeteksi di tahap awal mungkin kematiannya bisa kita tanggulangi,'' kata Plt Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Elvida Sariwati dalam keterangan tertulis, Minggu (14/5/2023). 

1. Ancaman kanker payudara bagi manusia

Senyawa BPA yang Diduga Picu Timbulnya Kanker Payudara ilustrasi kanker payudara (pexels.com/Anna Tarazevich)

Selain angka kematian yang cukup tinggi, penanganan pasien kanker yang terlambat menyebabkan besarnya beban pembiayaan. Pada periode 2019-2020, pengobatan kanker telah menghabiskan pembiayaan BPJS Kesehatan mencapai Rp7,6 triliun. 

Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan, ada sekitar 2,3 juta kasus kanker payudara di seluruh dunia pada tahun 2020. Angka tersebut menjadikan kanker payudara sebagai jenis kanker yang paling umum diderita oleh wanita di seluruh dunia

Ada banyak sebab pemicu kanker payudara. Sebagian besar kasus kanker payudara di Indonesia dikaitkan dengan faktor risiko seperti faktor lingkungan, gaya hidup yang tidak sehat, dan faktor genetik. Beberapa faktor risiko lingkungan meliputi polusi udara, radiasi, dan paparan zat kimia seperti pestisida dan bahan kimia industri.

Baca Juga: Kecelakaan Fatal, Truk Terbalik di Gerbang Tol Balikpapan-Samarinda

2. Penelitian yang menunjukkan BPA berisiko memicu kanker payudara

Senyawa BPA yang Diduga Picu Timbulnya Kanker Payudara Langkah SADARI, periksa payudara sendiri untuk deteksi kanker payudara. (unsplash.com/National Cancer Institute)

Berdasarkan hasil riset kesehatan dunia, paparan senyawa kimia berbahaya dari kemasan plastik polikarbonat yang mengandung Bisphenol A (BPA) dicurigai bisa  berisiko ikut memicu kanker payudara.

Dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan di Jurnal Environmental Research, peneliti dari Zhejiang University, China, melakukan meta-analisis yang bertujuan untuk mengevaluasi risiko kanker payudara terkait paparan BPA.

Dengan menganalisis data dari 28 studi epidemiologi, peneliti menemukan bahwa paparan BPA terkait dengan peningkatan risiko kanker payudara pada wanita. Temuan ini dipublikasikan di Jurnal Environmental Research  dengan judul "Bisphenol A exposure and breast cancer risk: a meta-analysis" (Chen Y, 2020).

“Paparan BPA secara signifikan terkait dengan peningkatan risiko kanker payudara pada perempuan," kata tim Zhejiang di jurnalnya. 

Mereka menyebutkan, lebih signifikan pada perempuan pasca-menopause, yang mendukung gagasan bahwa paparan BPA dalam jangka panjang dan akumulatif mungkin menjadi periode yang lebih kritis untuk perkembangan kanker payudara.

3. Penelitian lain menunjukkan keterkaitan sama

Senyawa BPA yang Diduga Picu Timbulnya Kanker Payudara Seminar kanker payudara dan batik, Jakarta, 11 Oktober 2019. (IDN Times/Nena Zakiah)

Penelitian lainnya secara spesifik juga menunjukkan keterkaitan yang sama. Sebagai contoh, sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal American Association for Cancer Research (AACR), menunjukkan bahwa paparan BPA dapat memicu sel kanker payudara, sebagaimana dipaparkan oleh tim penelitinya dengan judul “Bisphenol A Induces a Profile of Tumor Aggressiveness in High-Risk Cells from Breast Cancer Patients”.

Menurut salah satu studi  awal tentang BPA dan kanker payudara tersebut, bahkan paparan tanpa sengaja terhadap bahan kimia di lingkungan bisa meningkatkan risiko kanker dan membuat tumor lebih mungkin untuk kembali tumbuh.

Para ahli tersebut juga telah melakukan penelitian baru dengan mengambil sampel jaringan payudara yang berisiko tinggi dari pasien kanker payudara menggunakan teknik jarum halus. Mereka mencoba untuk menemukan perubahan spesifik pada molekul dalam jaringan payudara yang disebabkan oleh bahan kimia seperti BPA, yang dikenal sebagai xenoestrogen.

Hasil penelitian menunjukkan efek dari BPA ini lebih sering terlihat pada tumor payudara yang memiliki derajat histologis tinggi dan ukuran tumor besar. Hal ini dapat mempengaruhi kelangsungan hidup pasien yang mengalami kanker payudara. Penelitian ini menunjukkan bahwa paparan bahan kimia pengganggu endokrin dapat memainkan peran dalam memicu kanker payudara dan membuatnya sulit untuk disembuhkan.

Baca Juga: Jalan Rusak Viral, Pemkot Balikpapan Langsung Benahi

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya