4 Pertimbangan Matang sebelum Memutuskan Resign

Balikpapan, IDN Times - Mengundurkan diri atau resign dari pekerjaan adalah hal yang umum terjadi dalam dunia kerja. Berbagai alasan dapat melatarbelakangi keputusan seseorang untuk resign, mulai dari atasan dan rekan kerja yang toxic, beban kerja yang berlebihan, hingga alasan-alasan lain yang membuat seseorang merasa tidak nyaman untuk terus bekerja.
Secara prinsip, resign bisa menjadi pilihan yang tepat jika telah dipertimbangkan dengan matang. Namun, keputusan untuk resign juga bisa menjadi beban di kemudian hari jika diambil secara gegabah tanpa mempertimbangkan risiko-risiko yang ada.
Agar tidak salah langkah, penting bagi Anda untuk mempertimbangkan empat hal berikut sebelum mengambil keputusan untuk resign:
1. Apa alasan kamu resign?

Sebelum memutuskan untuk resign, pikirkan kembali alasan terbesar yang mendorong Anda untuk mengambil langkah ini. Apakah keputusan ini diambil karena emosi sesaat atau karena lingkungan kerja yang berdampak langsung pada kondisi mental dan kesehatan Anda?
Anda sendiri yang paling bisa menilai, apakah masalah yang dihadapi di kantor termasuk masalah ringan atau berat. Jika masalahnya masih bisa diatasi, sebaiknya jangan buru-buru resign. Cari solusi terlebih dahulu dan diskusikan masalah Anda dengan HRD. Jika perlu, ambil cuti untuk menenangkan pikiran dan emosi Anda.
2. Apakah kamu siap mengulangi fase "Jobseeker"?

Jangan resign sebelum mendapatkan pekerjaan baru. Fase menjadi jobseeker bisa sangat melelahkan, mengharuskan Anda untuk memulai proses dari awal lagi, mulai dari melamar pekerjaan ke puluhan atau bahkan ratusan perusahaan, hingga menjalani serangkaian tes dan wawancara.
Proses ini penuh ketidakpastian dan memakan waktu lama. Jika Anda merasa siap untuk berjuang kembali, tidak masalah untuk resign. Namun, jika Anda belum sepenuhnya siap, sebaiknya jangan nekat resign.
3. Apa kamu sudah punya tabungan untuk biaya hidup pasca resign?

Keputusan untuk resign berarti memutus sumber pendapatan yang Anda andalkan untuk memenuhi kebutuhan hidup Anda atau bahkan keluarga Anda. Dalam hal ini, jangan hanya mengedepankan ego; Anda perlu realistis bahwa hidup memerlukan uang.
Jika Anda sudah mantap untuk resign, pastikan Anda telah menyiapkan tabungan atau dana darurat yang cukup untuk kebutuhan setidaknya satu tahun ke depan. Hal ini agar Anda tetap dapat bertahan hidup tanpa membebani orang lain.
4. Apa kamu sudah punya planning setelah resign?

Hidup memerlukan perencanaan yang matang. Pikirkan, setelah resign, apa yang akan Anda lakukan? Apakah Anda akan langsung bekerja di tempat baru atau memulai bisnis sendiri? Jika Anda belum memiliki rencana yang jelas, sebaiknya tunda keputusan untuk resign agar tidak menyulitkan diri sendiri. Menyandang status jobseeker bisa menjadi tantangan tersendiri karena Anda tidak memiliki kesibukan sehari-hari dan kehilangan sumber penghasilan.
Sebelum memutuskan untuk resign, pertimbangkan dengan matang berbagai aspek yang ada. Jangan jadikan resign sebagai pelarian dari masalah. Tetaplah semangat dan tunjukkan profesionalisme Anda.