Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Menyeimbangkan Ambisi dan Kebahagiaan untuk Milenial

ilustrasi perempuan berpikir (pexels.com/cottonbro studio)

Samarinda, IDN Times - Pernah gak, merasa hidup seperti lari maraton tanpa garis finish? Bangun pagi langsung dihantam jadwal seabrek, malamnya malah overthinking karena banyak hal belum kelar. Ambisi itu bagus, apalagi kalau bikin kamu berkembang. Tapi, gimana kalau ambisi justru bikin lupa napas, lupa bahagia, bahkan lupa caranya santai?

Punya mimpi besar itu keren, tapi kalau bikin kamu terus nge-push diri sampai lelah fisik dan mental, yang ada malah burnout, bukan sukses. Ambisi itu kayak pedang bermata dua—bisa bantu kamu maju atau malah jadi bumerang kalau nggak terkontrol. Yuk, coba pelan-pelan turunin kadar ambisiusmu! Siapa tahu hidupmu jadi lebih bahagia, nih.

1. Mengurangi tekanan berlebihan pada diri sendiri

ilustrasi perempuan pusing (pexels.com/ANTONI SHKRABA production)

Setuju gak kalau punya target bikin hidup lebih terarah? Tapi kalau kamu terus-terusan ngejar kesempurnaan, capek banget rasanya. Kesalahan itu wajar, kok. Hidup nggak harus selalu mulus seperti jalan tol-ada naik, turun, bahkan mungkin macet.

Bayangin aja, kamu lagi mendaki gunung tapi terus-terusan lihat puncak tanpa berhenti. Capek, kan? Sama halnya dengan hidup, kadang kamu perlu berhenti sebentar buat nikmatin pemandangan dan nyadar kalau usahamu udah luar biasa. Tekanan yang berlebihan nggak bikin kamu makin hebat, justru bikin mentalmu tertekan. Jadi, yuk kasih ruang buat diri sendiri menikmati proses.

2. Mengurangi ketakutan akan kegagalan

ilustrasi perempuan berpikir (pexels.com/KATRIN BOLOVTSOVA)

Rasa takut gagal sering jadi temen setia ambisius berlebihan. Padahal, gagal itu bagian dari perjalanan sukses, bukan musuh yang harus ditakutin. Kalau kamu terus ngejar kesempurnaan, satu kesalahan kecil aja bisa bikin kamu overthinking dan kehilangan harapan.

Coba lihat gagal sebagai pelajaran, bukan akhir dari segalanya. Ambisi yang sehat justru bikin kamu lebih percaya diri menghadapi risiko, bukan malah bikin kamu ciut duluan. Yuk, pelan-pelan ubah mindset soal gagal.

3. Mencegahmu cepat burnout

ilustrasi perempuan pusing (pexels.com/Yan Krukau)

Ambisi berlebihan bisa bikin kamu cepat burnout, lho. Ibarat main game nonstop, awalnya seru, tapi kalau terus dipaksa, mata capek, pikiran kusut, dan refleks jadi lambat. Akhirnya? Bukannya menang, malah kalah karena terlalu lelah.

Sama kayak hidup, tubuh dan pikiranmu juga butuh waktu buat “healing”. Nikmati tiap levelnya, jangan cuma fokus tamat secepat mungkin. Istirahat itu penting buat menjaga performa terbaikmu, jadi jangan lupa kasih jeda buat recharge energi.

4. Membantu mengelola harapan realistis

ilustrasi perempuan merenung (pexels.com/Anna Shvets)

Kadang ambisi bikin kita pasang target setinggi langit tanpa perhitungan matang. Misalnya, mau nabung 100 juta dalam setahun padahal penghasilan pas-pasan, atau nyelesain tugas super sempurna dalam semalam. Hasilnya? Frustrasi.

Kayak masak rendang dalam 30 menit—bukannya jadi enak, malah gagal total karena semuanya dipaksain. Lebih baik bikin rencana bertahap yang masuk akal. Percaya deh, hasilnya bakal jauh lebih memuaskan.

5. Meningkatkan keseimbangan hidup

ilustrasi perempuan bahagia (pexels.com/Stephan Seeber)

Hidup yang seimbang itu kunci. Artinya, kamu bisa bagi waktu antara kerja, keluarga, hobi, dan istirahat. Ambisi besar sering bikin keseimbangan ini sulit dicapai, karena kamu terus ngejar target tanpa henti.

Belajar bilang “cukup” itu penting. Sisihkan waktu buat hal-hal yang bikin kamu bahagia, kayak nonton film, baca buku, atau sekadar nongkrong santai. Hidup bukan cuma soal pencapaian, tapi juga soal menikmati prosesnya.

Ambisi besar itu penting, tapi jangan lupa bahagia di tengah kesibukanmu. Hidup bukan cuma tentang seberapa tinggi pencapaianmu, tapi juga bagaimana kamu menikmati setiap langkahnya dengan hati yang tenang dan penuh syukur. Jadi, yuk kejar mimpi tanpa lupa istirahat dan menikmati hal-hal kecil yang bikin hidup lebih bermakna!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
SG Wibisono
EditorSG Wibisono
Follow Us