Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

7 Cara Jitu Ngobrol sama Anak yang Susah Serius, Dijamin Nyambung!

ilustrasi orang tua mendengarkan cerita anak dengan penuh perhatian (pexels.com/Ketut Subiyanto)
ilustrasi orang tua mendengarkan cerita anak dengan penuh perhatian (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Samarinda, IDN Times - Ngobrol sama anak yang susah serius emang bisa bikin gemas sendiri. Apalagi kalau mereka lebih fokus ke hal-hal receh saat kita mau bahas yang penting. Tapi jangan langsung nyerah, ya! Anak-anak sebenarnya punya banyak hal serius di kepala mereka-cuma butuh pendekatan yang tepat biar mereka mau terbuka.

Nah, buat kamu yang jadi orang tua, guru, atau pengasuh, ini dia 7 cara ngobrol efektif sama anak-anak yang cenderung susah diajak serius. Yuk, simak tipsnya!

1. Dengarkan dengan penuh perhatian

ilustrasi orang tua yang mendengarkan anak dengan penuh perhatian (pexels.com/Kindel Media)
ilustrasi orang tua yang mendengarkan anak dengan penuh perhatian (pexels.com/Kindel Media)

Sebelum ngajak mereka serius, pastikan kamu benar-benar hadir. Matikan HP, jauhkan TV, dan tunjukkan kalau kamu fokus sama apa yang mereka katakan. Anak-anak bisa banget merasa kalau kita cuma setengah-setengah mendengar. Kalau mereka merasa dihargai, mereka pun lebih terbuka.

2. Buat waktu khusus bicara dengan anak

ilustrasi orang tua yang memberi waktu khusus untuk bicara dengan anak (pexels.com/Ketut Subiyanto)
ilustrasi orang tua yang memberi waktu khusus untuk bicara dengan anak (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Jangan coba-coba ajak ngobrol serius pas lagi buru-buru atau sambil multitasking. Cari momen yang tenang dan tempat yang nyaman. Duduk bareng mereka, tanpa distraksi. Dengan suasana yang tepat, mereka bakal lebih mudah membuka diri.

3. Jangan remehkan perasaan anak

ilustrasi orang tua yang menghargai perasaan anak (pexels.com/Kampus Production)
ilustrasi orang tua yang menghargai perasaan anak (pexels.com/Kampus Production)

Kadang, yang menurut kita sepele, bisa jadi hal besar buat anak. Jadi jangan meremehkan atau langsung nge-judge. Tunjukkan kalau kamu peduli dan menghargai perasaan mereka, sekecil apa pun itu. Ini bikin mereka merasa aman dan dipercaya.

4. Ajukan pertanyaan terbuka

ilustrasi mengajukan pertanyaan terbuka pada anak (pexels.com/Gustavo Fring)
ilustrasi mengajukan pertanyaan terbuka pada anak (pexels.com/Gustavo Fring)

Biar obrolan gak mentok, hindari pertanyaan ‘ya atau tidak’. Coba tanyakan, “Kamu ngerasa gimana soal itu?” atau “Apa yang bikin kamu kepikiran?” Pertanyaan terbuka ini bikin anak lebih leluasa cerita dan ngobrol lebih dalam.

5. Gunakan bahasa yang mudah dimengerti

ilustrasi bicara memakai bahasa yang mudah dimengerti anak (pexels.com/100 files)
ilustrasi bicara memakai bahasa yang mudah dimengerti anak (pexels.com/100 files)

Jangan pakai istilah ribet kayak lagi presentasi kerjaan. Pilih kata-kata yang sederhana dan relatable sesuai usia anak. Kalau mereka gak paham, mereka bisa langsung shut down dan malas ngobrol.

6. Jangan terburu-buru memberikan solusi

ilustrasi dengarkan anak bicara dan jangan buru-buru memberikan solusi (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi dengarkan anak bicara dan jangan buru-buru memberikan solusi (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Kadang mereka cuma butuh didengerin, bukan diceramahin. Jadi, tahan dulu keinginan buat langsung kasih saran. Dengarkan sampai habis, baru tawarkan bantuan kalau mereka siap.

7. Tunjukkan empati yang tulus

ilustrasi orangtua yang memperlihatkan empati pada anak (pexels.com/Romina Ordóñez)
ilustrasi orangtua yang memperlihatkan empati pada anak (pexels.com/Romina Ordóñez)

Cobalah masuk ke dunia mereka dan rasakan apa yang mereka rasakan. Respon yang penuh empati bikin anak merasa dipahami, bukan dihakimi. Kalau mereka udah nyaman, obrolan serius pun jadi jauh lebih mudah.

Berhadapan sama anak yang susah diajak serius memang butuh kesabaran dan strategi. Tapi kalau kita mau benar-benar mendengarkan mereka, besar kemungkinan mereka juga akan belajar melakukan hal yang sama. Jadi, yuk mulai dari diri sendiri-dengarkan, pahami, dan temani proses mereka tumbuh!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sri Gunawan Wibisono
EditorSri Gunawan Wibisono
Follow Us