Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

3 Kunci Kebahagiaan ala Filsafat yang Cocok buat Kamu

Ilustrasi kebahagiaan (pexels.com/Julia Avamotive)
Ilustrasi kebahagiaan (pexels.com/Julia Avamotive)

Samarinda, IDN Times - Siapa sih yang gak mau bahagia? Semua orang, dari berbagai kalangan, pasti mendambakan hidup yang penuh kebahagiaan. Tapi, tahukah kamu kalau kebahagiaan itu sering kali punya definisi yang beda-beda di setiap kalangan? Orang yang merasa kurang mampu sering mengira hidup mewah itu kunci bahagia. Sebaliknya, orang-orang yang punya segalanya kadang justru iri dengan kesederhanaan hidup orang lain.

Nah, kalau menurut filsafat, kebahagiaan itu gak melulu soal punya segalanya atau hidup sederhana aja. Ada kunci-kunci tertentu yang bisa bikin kita benar-benar bahagia. Yuk, intip tiga kunci kebahagiaan menurut filsafat yang bisa bikin hidupmu makin berarti!

1. Pengetahuan

Ilustrasi belajar untuk mencari pengetahuan (pexels.com/George Dolgikh)
Ilustrasi belajar untuk mencari pengetahuan (pexels.com/George Dolgikh)

Filsuf Yunani legendaris, Socrates, percaya kalau kebahagiaan gak cuma soal nikmatin kesenangan atau hal-hal fisik. Menurut dia, kebahagiaan sejati datang dari hidup yang bermoral dan punya tujuan jelas. Intinya? Semua itu berawal dari knowledge.

Coba pikir deh, gimana caranya tahu mana yang bikin bahagia kalau kamu gak punya dasar ilmu? Orang yang berpengetahuan cenderung lebih sadar apa yang mereka butuhkan dan gak gampang tergoda sama hal-hal jangka pendek. Tapi, kalau gak tahu apa-apa, ya wajar kalau mereka salah pilih kebahagiaan yang sifatnya sementara—misalnya, cuma senang-senang sesaat tanpa pikir panjang.

2. Kondisi jiwa yang kondusif

Ilustrasi kondisi jiwa yang kondusif (pexels.com/Yan Krukau)
Ilustrasi kondisi jiwa yang kondusif (pexels.com/Yan Krukau)

Kamu tahu gak, kebahagiaan itu ternyata juga tergantung sama standar yang kita pasang. Standar ini beda-beda di setiap orang, bahkan di setiap situasi. Contohnya, kalau Timnas Indonesia seri lawan Australia, fans pasti bahagia. Tapi coba kalau seri lawan Timor Leste? Rasa puasnya pasti beda karena ekspektasi kita lebih tinggi.

Makanya, penting banget buat tahu apa standar kebahagiaanmu sendiri. Jangan sekadar ngikutin standar orang lain. Standar ini bakal bantu kamu ngerasa lebih puas dan gak gampang goyah sama pendapat orang lain.

3. Penerimaan

Menerima keadaan walau dalam keadaan sakit (pexels.com/RDNE Stock project)
Menerima keadaan walau dalam keadaan sakit (pexels.com/RDNE Stock project)

Penerimaan ini adalah kondisi di mana kita menerima apa pun yang sudah, sedang, dan akan terjadi kepada kita. Penerimaan ini akan terjadi apabila kita melihat pada bagian positif dari kondisi yang terjadi. Misalnya, Timnas Indonesia mengalami kekalahan pada sebuah pertandingan sepak bola. Jika kita melihat pada sisi positif, maka ini merupakan sebuah tantangan untuk bermain lebih baik lagi ke depannya. Kunci dari penerimaan ini adalah melihat sisi positif dari setiap keadaan.

Melalui penerimaan inilah puncak dari dua kunci kebahagiaan sebelumnya. Penerimaan ini adalah kunci yang paling sulit untuk dilakukan, tetapi bukan berarti mustahil untuk diterapkan. Penerapan ini tentu harus dilakukan terus-menerus dan berulang untuk menjadikannya kebiasaan.

Melalui tiga kunci di atas, kita memahami bahwa kebahagiaan sebenarnya bukan hanya terletak pada sebuah pencapaian, tetapi juga pada upaya kita untuk mengembangkan diri menjadi lebih baik dan pada penerimaan atas setiap kondisi yang terjadi kepada kita.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sri Gunawan Wibisono
Merry Wulan
Sri Gunawan Wibisono
EditorSri Gunawan Wibisono
Follow Us