Kontroversi Penetapan Tersangka Kasus Muara Kate, Kompolnas Bilang Begini

Balikpapan, IDN Times – Penetapan MT alias Misrantoni (60) sebagai tersangka pembunuhan tokoh adat Russell dalam Tragedi Muara Kate menuai kontroversi. Warga dan keluarga korban mendesak aparat penegak hukum untuk transparan dan adil dalam mengusut kasus ini.
Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) pun turut mengawasi jalannya penyidikan. “Kalau ada dugaan seseorang dikorbankan, tempat mengujinya adalah pengadilan, bukan opini,” ujar anggota Kompolnas Ida Oetari.
1. Kompolnas : Penyidik harus bekerja sesuai berdasarkan bukti

Misrantoni merupakan sepupu, sahabat, sekaligus rekan perjuangan Russell (60), tokoh adat yang tewas dalam insiden berdarah 15 November 2024 silam. Keduanya dikenal sebagai penolak hauling batu bara di jalan negara. Sejumlah saksi di lokasi kejadian, termasuk anak dan istri Misrantoni, menyatakan ia berada di rumah saat tragedi terjadi.
“Tapi yang terpenting, alat bukti dan keterangan saksi, bukan hanya yang [saksi] di TKP, harus diuji di pengadilan,” kata Ida.
Ia menegaskan penyidik harus tetap bekerja berdasarkan bukti. “Tidak harus menunggu pengakuan. Yang penting, alat buktinya cukup,” kata pensiunan polisi dengan pangkat terakhir jenderal bintang dua ini.
2. Keluarga kaget penetapan tersangka Misrantoni

Putra Misrantoni, Andre (25), mengaku terpukul mengetahui ayahnya jadi tersangka secara tiba-tiba. Ia bahkan sempat kehilangan kontak dengan sang ayah setelah pemeriksaan sebagai saksi. “Katanya ada 35–37 petunjuk. Tapi kami yakin belum cukup kuat. Bapak malam itu tidur di rumah,” ujarnya.
Andre juga menyoroti bukti yang dipakai polisi, termasuk baju lengan panjang milik ayahnya yang dinilai tidak relevan. Ia bahkan menduga adanya pemalsuan barang bukti, meski pengaduan resmi belum disampaikan.
Sikap polisi yang dianggap tertutup memperkuat dugaan warga bahwa kasus ini diseret ke arah tertentu, apalagi setelah kunjungan Wapres Gibran ke Muara Kate yang disusul penggeledahan dan pemindahan Misrantoni ke Polda.
3. Minta Mabes Polri turun tangan

Andre berharap Kompolnas mengawasi proses ini secara serius. Warga pun mendorong kasus ditarik ke Mabes Polri agar pengusutan tak berhenti pada satu tersangka. “Ini bukan sekadar konflik antarwarga. Musuh kami bukan sesama masyarakat, tapi perusahaan dan para vendor,” tegas warga.
Tragedi Muara Kate sendiri bermula saat warga mendirikan posko penolakan hauling batu bara di jalan negara. Posko tersebut diserang orang tak dikenal, menewaskan Russell yang dikenal sebagai tokoh adat penolak hauling.
“Jangan biarkan ini dikaburkan. Kami ingin keadilan dan transparansi,” kata Andre menutup.
4. Kapolda minta publik percaya penyidikan polisi

Sebagai informasi, Kepolisian Daerah Kalimantan Timur resmi menetapkan MT alias Misrantoni, warga Muara Kate, sebagai tersangka pembunuhan Russel, warga yang dikenal aktif menolak aktivitas hauling batu bara di jalan umum. Russel tewas dalam insiden penyerangan di Dusun Muara Kate, Desa Muara Langon, Kecamatan Muara Komam, Kabupaten Paser, pada 15 November 2024.
Kapolda Kaltim, Irjen Pol Endar Priantoro, dalam konferensi pers yang digelar Selasa (22/7/2025), menjelaskan bahwa proses pengungkapan kasus ini memang memerlukan waktu panjang karena harus dipastikan terpenuhinya unsur pidana dan alat bukti yang kuat.
Kapolda berharap masyarakat tetap tenang dan mempercayakan penanganan kasus ini kepada kepolisian. “Kami mengajak seluruh pihak menjaga situasi yang kondusif. Kami pastikan proses hukum dilakukan secara profesional dan transparan,” pungkasnya.