Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Rekontruksi pembunuhan Nizam oleh ibu tiri di Pontianak. (IDN Times/Teri).

Pontianak, IDN Times - Terungkap fakta baru terkait kematian Nizam. Nizam adalah bocah berusia 6 tahun yang disiksa ibu tirinya IF hingga meninggal dunia di kediamannya, Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar).

Kabid Humas Polda Kalimantan Barat, Kombes Pol Raden Petit Wijaya menyebutkan penyiksaan yang terjadi hingga kematian Nizam adalah penyiksaan yang sudah kesekian kalinya.

“Fakta baru ini ditemukan setelah dilakukan pra rekonstruksi serta pencocokan dengan hasil autopsi yang menimpa Nizam,” ungkap Petit, Jumat (13/9/2024).

1. Nizam sudah kerap disiksa

Kabid Humas Polda Kalbar, Kombes Pol Raden Petit Wijaya. (IDN Times/Teri).

Penyiksaan terjadi pada 19 dan 20 Agustus 2024 hingga membuat Nizam tewas di tangan IF Ibu tirinya. Nizam ternyata terlebih dahulu sudah mengalami penyiksaan sadis oleh IF.

Penyiksaan sadis itu terjadi pada 15 Agustus 2024, saat ayah Nizam tidak berada di rumah. Nizam yang sedang asyik nonton tv, diangkat dan dibanting sebanyak dua kali.

Selain itu, Nizam juga dibanting beberapa kali di bagian belakang rumah, hingga IF lupa sudah berapa kali membanting Nizam.

2. Ibu tiri benci karena korban tak mau tinggal dengan ibu kandung

Potret Ibu Tiri dan Ibu Kandung Nizam (tiktok.com)

Kebencian IF terhadap Nizam mendorong perbuatan penyiksaan hingga membuat Nizam meninggal dunia. IF yang meminta Nizam untuk tinggal bersama Ibu Kandung di Jakarta, namun Nizam menolak.

"Nizam menolak (tinggal bersama ibu kandungnya) karena ingin tinggal bersama ayahnya di Pontianak,” sebut Petit.

Fakta baru ini ditemukan setelah dilakukan pra rekonstruksi serta pencocokan dengan hasil autopsi yang menimpa Nizam. Sehingga akhirnya ada perbedaan antara pra rekonstruksi dan rekonstruksi yang dilakukan pada 9 September kemarin.

3. Penyiksaan dilakukan saat ayah kandung Nizam tak berada di rumah

Ibu tiri di Pontianak nekat bunuh anak usia 6 tahun. (IDN Times/Teri).

Petit mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil autopsi, Nizam mengalami trauma di tengkorak kepala sebelah kiri dan ditemukan retak tengkorak kepala sepanjang 12 cm. Di mana hal ini menyebabkan pendarahan dan pembengkakan serta menekan saraf maupun pernapasan dan akhirnya menyebabkan Nizam meninggal dunia.

Penyiksaan yang dilakukan terhadap Nizam dilakukan oleh ibu tirinya ketika ayah Nizam tidak berada di rumah atau sedang bekerja di luar kota.

"Penyiksaan itu berhenti, karena 16 Agustus ayah Nizam pulang dan semuanya seakan normal tidak terjadi apa-apa. Nizam pun juga sempat merayakan 17 Agustus bersama ayahnya,” kata Petit.

Namun ketika 19 Agustus, di saat Ayah Nizam pergi ke Sintang, penyiksaan itu pun kembali terjadi. Hingga akhirnya Nizam ditemukan tak bernyawa di dalam karung belakang rumah.

Editorial Team