Anak Siap Sekolah Tatap Muka, Para Orangtua Siswa di PPU Waswas
Kabupaten Penajam Paser Utara masuk zona kuning COVID-19
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Penajam, IDN Times - Kabupaten PPU yang masuk zona kuning penyebaran COVID-19 dapat melakukan pembelajaran tatap muka. Namun, bertambahnya jumlah pasien terkonfirmasi positif COVID-19 di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) beberapa hari terakhir ini, membuat sejumlah orangtua siswa was-was takut anak-anaknya tertular virus corona atau COVID-19.
“Kami was-was dan khawatir anak kami terpapar virus corona saat kelak diberlakukan belajar di sekolah seperti biasa atau terkena COVID-19 ketika home visit,” ujar Sumiati, ibu dari siswa SD di Kecamatan Penajam kepada IDN Times, Jumat (14/8/2020) di Penajam.
Menurutnya, saat ini wilayah PPU masih belum aman COVID-19, terbukti jumlah kasus konfirmasi positif bertambah dan kini telah mencapai 13 orang, sehingga Pemkab PPU masih memberlakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) hingga PPU benar-benar terbebas COVID-19.
Baca Juga: Belajar dari Rumah, Orangtua di Penajam Paser Utara Mengaku Tertekan
1. Orangtua tidak ingin anak-anaknya terpapar COVID-19 akibat belajar di sekolah
Senada dengannya, Susanto, bapak dari dua siswa salah satu SMPN di Penajam menambahkan, dirinya serta orangtua lainnya tentu tidak ingin anak-anaknya terpapar COVID-19 akibat belajar di sekolah, sehingga dirinya memberikan dukungan pernyataan Bupati PPU, Abdul Gafur Mas’ud yang meminta agar tidak melakukan uji coba sebelum kondisi betul-betul aman.
“Kami memberikan dukungan kepada Pak Bupati dan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) yang masih tetap memberlakukan PJJ, karena lebih mengutamankan keselamatan masyarakat PPU terutama peserta didik dan guru-guru, ketimbang harus memaksakan melakukan pembelajaran di tengah kondisi tidak aman COVID-19,” tegasnya.
Namun berbeda dengan pendapatan orangtua lainnya, Dijah, orangtua murid SD di Kecamaan Waru, mengungkapkan, dirinya kewalahan memberikan bimbingan belajar pada anaknya dalam belajar. Sementara dirinya saja tidak lulus SD dan tidak memiliki pengalaman layaknya guru.
“Ampun, saya sudah tidak sanggup lagi berperan sebagai guru, setiap hari selalu ada saja tugas yang diberikan, sehingga membuat kepala pusing,” katanya polos.
Baca Juga: Seragam Sekolah Gratis, Pemkab Penajam Paser Utara Anggarkan Rp14 M