Kisah Seniman Balikpapan Abadikan Mendiang Istri dalam Karya Mural
Buat mural untuk kenang istri yang meninggal karena COVID-19
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Balikpapan, IDN Times - Keberadaan street art seperti mural atau pun grafiti kerap dikaitkan dengan vandalisme atau perusakan fasilitas umum. Padahal, ini adalah salah cara seniman berekspresi.
Memilih media tembok untuk melukis atau menggambar tentunya ada alasan tersendiri. Seperti salah seorang pelaku street art asal Balikpapan Kalimantan Timur (Kaltim) Rajab Muhamad, Minggu (5/9/2021).
Menurutnya tembok medianya lebih luas dibanding kertas. Sehingga imajinasi atau ekspresi yang ia sampaikan pun lebih tak terbatas.
Apalagi belakangan mural atau grafiti kerap digunakan sebagai cara seniman untuk mengkritisi pemerintah. Rajab mengaku juga melakukan hal tersebut, meski kerap berakhir dengan penghapusan.
Baca Juga: Banjir di Kariangau Balikpapan Membuat Belasan Warga Mengungsi
1. Karya yang dihapus biasanya mengandung kritikan
Rajab menceritakan pengalamannya melukis di salah satu tembok bangunan di kawasan Damai, Balikpapan Kota. Lukisannya itu, sayangnya dihapus sebelum sempat didokumentasi.
"Saya pernah buat, tulisan 'Tuhan Saya Lapar'. Dihapus. Saya juga pernah menyindir AMB (Anak Muda Balikpapan), karena teman-teman saya minta promo mereka malah minta bayaran," kata Rajab.
Untuk grafiti tersebut tidak dihapus yang akhirnya ia bertemu dengan pihak AMB.
Sebenarnya, melukis mural atau grafiti di Balikpapan, biasanya tidak membuat ia harus dipanggil atau ditangkap. Namun karyanya kerap dihapus. Diakuinya tidak tahu siapa yang menghapus.
"Entah siapa yang hapus dan karena apa. Apakah ada ketakutan. Tapi mungkin karena tembok yang saya gambar adalah tembok liar," jelasnya.
Kerap melukis di tembok bangunan dan dihapus, ia menduga bukan berkaitan dengan perusakan fasilitas. Karena nyatanya gambar lain yang konteksnya aman, tidak jadi target penghapusan.
"Kalau tulisan coret-coret di halte malah nggak dihapus. Padahal itu jelas fasilitas umum," kata dia.
Sementara karyanya punya nilai seni serta digambar di tembok liar atau bangunan terbengkalai.
Baca Juga: Banjir di Kariangau Balikpapan Membuat Belasan Warga Mengungsi