TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Menggenjot Potensi Pariwisata ala Millenials, Ini Kata Wamen Angela

Sebanyak 51 persen wisatawan adalah generasi millennials

Angela Tanoesoedibjo, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif saat Millennials Gathering di Balikpapan, pada 24 Februari 2020 (IDN Times/Mela Hapsari)

Balikpapan, IDN Times - Sektor pariwisata penting karena multiplier effect-nya besar. Jadi ketika dibangun tidak hanya industri pariwisata saja yang dibangun, tapi industri-industri lainnya. Hal ini disampaikan oleh Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo di hadapan ratusan generasi millennials Kaltim yang hadir di acara Millennials Gathering ke-4 yang digelar di Hotel Grand Jatra Balikpapan, pada Senin (24/2).

"Jadi pariwisata itu tidak hanya untuk industri pariwisata itu sendiri seperti guide, hotel, dll, tapi juga perekonomian masyarakat setempatnya. Maka itu sangat penting. Bisa menambah lapangan pekerjaan di wilayah tersebut dan menambah devisa negara," kata Angela.

Baca Juga: Kadin: Pengusaha Balikpapan Dukung Omnibus Law

1. Sebanyak 51 persen wisatawan adalah generasi millennials

Ratusan millennials Kaltim hadir dalam Millennials Gathering di Balikpapan pada 24 Februari 2020 (IDN Times/Mela Hapsari)

Pada Millennials Gathering ke-4 yang digelar dengan tema 'Kegiatan Gerakan Sadar Wisata di Destinasi Pariwisata di Kota Balikpapan' ini, Angela menuturkan sebanyak 51 persen dari wisatawan adalah generasi millennials.

Selain itu, 70 persen wisatawan mencari informasi wisata dan membagikan pengalamannya berwisata melalui platform digital. Generasi millennials bisa berperan dalam pariwisata Indonesia.

"Bagaimana kita bisa mempromosikan wilayah kita, mempromosikan Indonesia lebih baik lagi di mata dunia. Memberitakan hal-hal yang positif tentang Indonesia. Karena tanpa disadari apa yang kalian tulis, posting, dan viralkan itu yang menjadi referensi bagi calon wisatawan untuk datang," jelas Angela.

Ia menambahkan, "Jika hal negatif yang di-posting tentang Indonesia, calon wisatawan juga akan ragu untuk datang. Jika ingin melakukan kritik tapi budayakan kritik dan saran dengan cara yang baik bukan dengan menjatuhkan atau menjelekkan. Tata krama sosial media juga menjadi hal yang penting di sini," katanya.

2. Pariwisata dan ekonomi kreatif sangat penting bagi daerah

Millennials Gathering ke-4, Kegiatan Gerakan Sadar Wisata di Destinasi Wisata di Kota Balikpapan (IDN Times/Mela Hapsari)

Angela juga menuturkan bahwa pembangunan pariwisata juga merupakan pembangunan daerah, karena dibangun infrastruktur, jaringan telekomunikasi. Selain itu juga merupakan pembangunan yang berkelanjutan.

"Trennya adalah pembangunan secara sustainably dan responsibly terhadap alam, budaya, dan history yang ada di wilayah tersebut," kata Angela

Sementara di sisi lain, ekonomi kreatif juga penting karena industri ini memanfaatkan kreativitas manusia.

"Yang perlu digarisbawahi di sini adalah pengembangan ekonomi kreatif adalah pengembangan manusia itu sendiri. Masyarakat yang merupakan aset terbesar dari negara. Ketika kita mengembangkan SDM itu akan terus berkembang gak pernah habis," beber Angela. 

3. Balikpapan menyumbang 40 persen pendapatan sektor pariwisata Provinsi Kalimantan Timur

Devisa dari sektor pariwisata 2018 dan 2019 (IDN Times/ Mela Hapsari)

Pariwisata di Indonesia memiliki peran yang sangat strategis. Angela menjelaskan pada 2018 pariwisata menghasilkan devisa negara USD19,29 miliar, sedangkan pada tahun 2019 sebesar USD20 miliar.

Sedangkan untuk nilai ekspor produk kreatif menghasilkan USD21,2 miliar pada 2018, dan meningkat menjadi USD22,06 miliar pada 2019.

Sementara untuk serapan tenaga kerja sektor pariwisata pada 2018 mencapai 12,8 juta tenaga kerja. Pada sektor ekonomi kreatif mampu menyerap 18,2 juta tenaga kerja.

Provinsi Kalimantan Timur sendiri dari sektor pariwisata mendapatkan hasil sebanyak Rp335.439.775.116. Kota Balikpapan menyumbang sekitar 40 persen pendapatan sektor pariwisata Kaltim, yakni senilai Rp134.709.421.901.

4. Bukan mengejar banyaknya turis tapi Quality Tourism

Angela Tanoesoedibjo Wakil Menteri Pariwisata dan Ekraf bersama Anggota DPR RI Hetifah Sjaifudian (IDN Times/Mela Hapsari)

Angela menekankan strategi besar pariwisata adalah Quality Tourism, yang menekankan bukan pada mendapatkan jumlah turis sebanyak-banyaknya, tetapi pada lama tinggal dan pengeluaran turis di destinasi wisata. Contohnya Australia, jumlah turis yang datang jauh di bawah Indonesia tapi pendapatannya bisa mencapai USD31 miliar. 

"Bagaimana kita bisa mendatangkan turis dengan jumlah yang terkontrol sesuai dengan kapasitas destinasi tersebut. Tetapi pada saat yang bersamaan kita bisa mendapatkan pendapatan devisa yang lebih besar. Kuncinya ada pada peningkatan dari spending atau pengeluaran turis dan lama tinggal turis," katanya. 

Pihaknya telah menetapkan strategi untuk dapat mencapai quality tourism ini menurut Angela ada 3 cara. "Strateginya, pertama adalah dengan meningkatkan rasa aman safety dan security turis. Kedua, adalah meningkatkan konektivitas dan seat capacity masuk ke Indonesia. Kita harus meningkatkan interconnectivity antar wilayah di Indonesia. Ketiga, adalah dengan peningkatan SDM, karena pariwisata erat hubungannya dengan pelayanan," ujarnya.

Baca Juga: Rencana Ibu Kota Negara Belum Pengaruhi Jumlah Pendatang di Balikpapan

Berita Terkini Lainnya