TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tak Efektif, Penggunaan Lampu PJU Tenaga Surya Dikaji Ulang

Sering rusak dan ongkos perbaikan mahal

Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi, IDN Times/Maulana

Balikpapan, IDN Times - Pemerintah Kota Balikpapan berencana mengkaji ulang kebijakan penggunaan lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) tenaga surya yang banyak tidak berfungsi dengan baik.

Hal itu disampaikan Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi karena penggunaan lampu tenaga surya yang ternyata tidak efektif untuk jumlah pengeluaran biaya untuk penyediaan penerangan jalan umum.

“Kalau sudah rusak repot kita memperbaikinya, karena spare parts-nya ada di Jakarta bahkan ada perusahaan distributornya yang sudah tutup,” kata Rizal ketika diwawancarai wartawan di Kantor Wali Kota Balikpapan, belum lama ini.

Baca Juga: Balikpapan Masih Dilanda Kabut Asap, Alat Detektor Udara Rusak 

1. Spare part terbatas dan pemeliharaan susah

pexels.com/jc dubi

Dalam 5 tahun terakhir, Pemerintah menggunakan lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) tenaga surya guna mendukung rencana penghematan penggunaan energi listrik sebagai  kepedulian terhadap lingkungan.

Penggunaan lampu tenaga surya bertujuan penghematan biaya atas tagihan listrik untuk lampu jalan di Balikpapan. Namun ternyata penggunaan lampu  Penerangan Jalan Umum (PJU) tenaga surya ternyata tidak efektif karena gampang rusak dan tidak mudah untuk memperbaikinya. Selain keterbatasan spare parts, ketersediaan teknisi juga menjadi kendala.

Perusahaan yang menjadi pemenang kontrak atas penyediaan lampu tenaga surya berada di Jakarta, sehingga memerlukan waktu untuk mendatangkan teknisi ke Kota Balikpapan.

“Ini hambatan kita di daerah, tapi sepertinya ini bukan kita saja hampir semua daerah mengalami kecuali daerah yang berada di kota besar di Jawa seperti Jakarta dan Surabaya,” ungkap Rizal.

2. Penggunaan lampu tenaga surya akan dikaji ulang

Google image

Keterbatasan spare parts dan jaringan teknisi untuk memperbaiki lampu PJU tenaga surya membuat Pemerintah Kota Balikpapan terpaksa harus mengganti lampu yang rusak dengan baru. Akibatnya, biaya yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kota menjadi jauh lebih mahal dibandingkan dengan pemakaian lampu tenaga dari listrik PLN.

“Biaya untuk perbaikan menjadi mahal karena harus ganti baru, hal ini menjadi persoalan sendiri. Tidak hanya PJU tapi juga videotron dan alat pendeteksi pemantau kualitas udara,” jelasnya.

Menurutnya, pihaknya akan membuat kajian untuk mempertimbangkan penggunaan teknologi baru dalam penyediaan fasilitas umum yang tidak menyulitkan ketika terjadi kerusakan. Salah satunya dalam kontrak pengadaan penyediaan fasilitas umum, juga harus meliputi pemeliharaan terhadap alat yang akan dipergunakan tersebut. 

Baca Juga: 5 Teknologi Bertenaga Surya Ini Akan Menyelamatkan Masa Depan Bumi

Berita Terkini Lainnya