TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pilu, Gadis 13 Tahun di Balikpapan Diperkosa oleh Ayah Kandungnya

Terbuka setelah korban memberanikan diri cerita ke gurunya

Ilustrasi (IDN Times/Mardya Shakti)

Balikpapan, IDN Times - Seorang ayah berinisial HS warga Balikpapan Barat, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim) tega mencabuli putri kandungnya sendiri. Korban diduga menjadi korban pencabulan oleh ayahnya sendiri sejak berusia 11 tahun.

Kasus ini terungkap setelah ibu korban, RH mendapat kabar dari guru sang anak jika putrinya itu menerima kekerasan seksual.

Awalnya ia mengira panggilan dari wali kelas anaknya itu terkait capaian pelajaran sang anak. Tetapi justru terkait masalah di rumah.  Hanya saja, informasi sang guru jika anaknya itu dicabuli oleh rekan ayahnya.

"Hari Sabtu (8/1/2022) itu, saya dapat panggilan dari sekolah kalau keadaan anak saya mengkhawatirkan dan menerima pelecehan," kata RH, saat dihubungi IDN Times, Senin (17/1/2022).

Baca Juga: Pencabulan di Ponpes Balikpapan, Korban Digerayangi hingga Oral Seks 

1. Korban sering terima kekerasan fisik

Ilustrasi kekerasan seksual (IDN Times/Sukma Shakti)

RH menerangkan, jika ia dan HS sudah berpisah sejak tahun 2011 lalu. Saat itu anaknya AI masih berusia 3 tahun dan tinggal dengan ayahnya. Selama tinggal bersama ayahnya, RH kerap kali mendapat laporan dari orang terdekat yang tinggal berdampingan dengan anaknya jika sang anak sering menerima kekerasan fisik dari HS.

Bahkan HS tak segan menampar hingga memukul anaknya menggunakan kayu. Saat IDN Times bertemu korban, memang ada beberapa bekas luka lama yang mulai memudar. Hal itu diakui AI karena perbuatan ayahnya.

"Iya (sering dipukul). Pernah di pinggir jalan pas beli es. Kadang di rumah," kata AI, dengan nada suara sedikit bergetar.

Bahkan AI mengatakan jika pernah sampai disuruh memakan tahi kucing oleh ayahnya tanpa sebab, karena sang ayah yang tiba-tiba saja marah.

2. Diperkosa sejak umur 11 tahun

ilustrasi pencabulan (totabuan.co)

Perasaannya campur aduk. Pandangan matanya tak bersinar. Pikirannya juga kacau. AI mengaku mengalami tekanan batin atas perbuatan ayahnya. Remaja berusia 13 tahun ini bercerita jika ayahnya, HS, itu mulai menyentuh dirinya sejak berusia 11 tahun, tepatnya saat dia duduk di bangku kelas 4 SD.

Ia tak bisa mengadukannya ke manapun, karena ayahnya sudah mengancam lebih dulu.

"Dibilangin, jangan ngomong ke siapa-siapa. Kalau sampai ngomong, nanti bakal dipukul dan dibunuh," ucapnya.

Perkataan itu nyatanya bukan hanya omongan belaka. HS pernah sekali melempar pisau ke arah AI. Beruntung saat itu ada sang nenek yang menolongnya. Dari situ AI sudah tak punya keberanian untuk berbicara.

Ia pun akhirnya hanya bisa menerima perlakuan tak senonoh dari ayahnya setiap harinya.

Kecuali ketika AI mengalami menstruasi. Ayahnya tak menyentuhnya. Tapi AI mengaku sempat telat datang bulan selama 2 bulan. Sadar mengancam keamanannya, ayah AI mencekoki anaknya dengan buah nanas muda bahkan obat-obatan agar AI bisa segera datang bulan. 

3. Dicabuli teman ayahnya juga

google

Tak hanya ayahnya, AI juga bahkan pernah menerima perlakuan cabul dari teman sang ayah. Saat itu dirinya baru pulang sekolah dan ditawarkan oleh orang yang mengaku teman ayahnya untuk diantar pulang. AI sempat berpikir, tetapi tak lama ia ditawari air putih. Karena kondisi cuaca yang saat itu kebetulan panas ia meminumnya. Seketika AI hilang kesadaran.

Ketika sadar, ia sudah berada di dalam rumahnya yang dalam kondisi tak berpenghuni. Di sana rekan ayahnya sudah menyentuh dan meraba tubuhnya.

"Gak (diperkosa). Gak sampai. Habis itu dipulangkan. Tempatnya dekat rumah," ujarnya.

4. Sempat mengatakan kepada polisi

Pexels.com/Adrianna Calvo

Kondisinya kian sulit. Kekerasan fisik dan pelecehan seksual yang diterimanya dari sang ayah membuat mentalnya jatuh. Pernah sekali ayahnya ditangkap oleh jajaran Polsek Balikpapan Barat karena kekerasan fisik. Saat itu AI mencoba memberanikan diri mengatakan jika ia menerima pelecehan dari ayahnya.

Tapi sayangnya, polisi memulangkan ayahnya. Padahal baru satu hari ditahan. Sementara perkataannya soal pelecehan tak mendapat respons positif. 

"Katanya kurang bukti. Jadi gak bisa (diusut). Gak ada saksi yang melihat (pemerkosaan)," tuturnya dengan suara kecil sambil menunduk.

Sekarang, kasusnya ini sudah masuk dalam penyelidikan pihak kepolisian. Didampingi oleh UPTD PPA, AI mendapat konseling dan perlindungan.

Baca Juga: Kasus Pencabulan Santriwati di Ponpes Balikpapan Naik Jadi Penyidikan

Berita Terkini Lainnya