Pencabulan di Ponpes Balikpapan, Korban Digerayangi hingga Oral Seks 

Belasan santriwati dilaporkan jadi korban pencabulan

Balikpapan, IDN Times - Siapa pun yang mengikuti perkembangan kasus pencabulan di lembaga pendidikan di Balikpapan Kalimantan Timur (Kaltim) ini, pasti akan merasa geram. Bagaimana tidak, perbuatan seorang oknum guru yang juga merupakan pengasuh di pondok pesantren ini sampai-sampai membuat korbannya trauma mendalam.

Cahaya, nama samaran, sampai dibuat tak berkutik kala oknum itu menyentuh tubuhnya. Diceritakan oleh seorang narasumber yang merupakan kerabat dekat korban, selama setahun lebih Cahaya menerima tindakan tak senonoh itu.

"Sampai saatnya dia sudah gak tahan, akhirnya mengadu ke orang tuanya. Akhirnya keluarga melaporkan ke UPTD PPA," jawabnya dengan penuh emosi, Jumat (31/12/2021).

1. Digerayang hingga disuruh oral seks

Pencabulan di Ponpes Balikpapan, Korban Digerayangi hingga Oral Seks Ilustrasi Pelecehan (IDN Times/Mardya Shakti)

Miris sungguh miris. Gadis kecil yang seharusnya menikmati masa pendidikannya dengan mendalami agama sebaik mungkin, harus mendapat pelecehan dari orang yang seharusnya menjadi orang tuanya sendiri di lembaga tersebut. Kepada keluarganya, ia mengaku dicium, digerayangi, hingga diminta melakukan aktivitas oral seks.

Beruntung, korban tak pernah sampai ditiduri karena setiap oknum itu melancarkan aksinya selalu digagalkan dengan situasi.

"Sempat juga ditelanjangi. Tapi tidak sampai ditiduri karena saat itu teman-temannya datang. Korban saat itu langsung diminta melompat dari jendela," ujar si narasumber.

Cahaya mengalami pelecehan ini sejak tahun 2020 sampai pada bulan September 2021 lalu.

Baca Juga: Kasus Pencabulan Santriwati di Ponpes Balikpapan Naik Jadi Penyidikan

2. Korban jadi sering melamun

Pencabulan di Ponpes Balikpapan, Korban Digerayangi hingga Oral Seks Ilustrasi Pelecehan (IDN Times/Mardya Shakti)

Perasaan pihak keluarga berkecamuk. Di satu sisi mereka harus terus berdiri di samping putrinya itu, tapi di sisi lain tak tenang karena kasus ini belum juga ditetapkan tersangka. Bahkan pihak keluarga sampai tak tega melihat Cahaya yang terus melamun, terkadang tiba-tiba saja menangis.

Mental Cahaya diserang. Tidur pun tenang. Terkadang semua kejadian yang pernah dialaminya itu sampai terbawa mimpi.

"Dia sampai bilang, kok belum ketangkap sih, kok lama betul," ujarnya menirukan Cahaya.

Tak hanya Cahaya, ada belasan korban lainnya yang juga menunggu dan berharap polisi bergerak cepat dan memihak kepada mereka, serta pelaku bisa segera ditahan.

3. Perkembangan terakhir kasus

Pencabulan di Ponpes Balikpapan, Korban Digerayangi hingga Oral Seks Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Kaltim Kombes Pol Subandi. (IDN Times/Riani Rahayu)

Kasus dugaan pencabulan yang dilakukan di salah satu ponpes di Kota Balikpapan Utara, hingga kini tak menemukan titik terang. Polisi mengaku sedikit mengalami kesulitan dalam mengungkap kasus ini. 

Mereka berdalih harus hati-hati dalam melakukan pemeriksaan terhadap para korban. 

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Kaltim Komisaris Besar Pol Subandi mengatakan, penanganan kasus dengan korban anak di bawah ini cukup rumit. Perlu adanya penanganan khusus yang dilakukan. 

"Menyangkut masalah ini pastinya ada rasa trauma yang dirasakan oleh korban, sehingga sulit untuk memberikan keterangan," katanya, usai konferensi pers pada, Selasa (28/12/2021).

Meski begitu, polisi tetap melakukan penyelidikan mendalam atas kasus ini. Untuk sementara, polisi sudah menerima 4 laporan terkait kasus tersebut. Itu pun laporan yang sampai pada pihaknya diterima secara bertahap. Diduga juga jumlah korbannya cukup banyak, mencapai 13 orang. 

Sembari tetap menunggu jika ada korban lainnya yang ingin melapor, Subandi menuturkan, pihaknya juga mempersiapkan proses gelar perkara untuk menaikkan status tersangka.

"Proses sudah kami naikkan ke penyelidikan. Saksi-saksi sudah kami periksa, termasuk keterangan saksi korban," terangnya.

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya