TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Antisipasi dan Komitmen Suporter Barito Putera Mengantisipasi Ricuh  

Tragedi bencana di Stadion Kanjuruhan Malang

Suporter bola di Banjarmasin menggelar aksi solidaritas tragedi Stadion Kanjuruhan Malang, Senin (3/10/2022). (IDN Times/Hamdani).

Banjarmasin, IDN Times - Tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang Jawa Timur yang menewaskan hingga 131 suporter pekan lalu menimbulkan banyak persepsi. Seperti tentang bagaimana pengelolaan panitia dan hubungan klub dengan suporter. 

Kalimantan sendiri memiliki sejumlah tim sepak bola yang tersebar di sejumlah kota dan kabupaten di masing-masing provinsi. Seperti di antaranya terdapat di Balikpapan dan Samarinda berada di Kalimantan Timur (Kaltim), Banjarmasin Kalimantan Selatan (Kalsel), Panglangkaraya Kalimantan Tengah (Kalteng).

Kemudian bagaimana juga hubungan klub dan suporter di daerah lainnya yang memiliki cerita dan pengalaman sendiri di wilayahnya.

Baca Juga: Potret Banjarmasin dari Masa ke Masa Menjadi Kota Modern

1. Kerusuhan suporter pernah terjadi Banjarmasin

Stadion 17 Mei menjadi kandang tim Barito Putera di Banjarmasin Kalimantan Selatan. Foto Hamdani

Seperti di Banjarmasin, peristiwa kerusuhan serupa pernah pula terjadi pada 17 Mei 2001 silam. Meskipun memang tidak parah seperti terjadi di Stadion Kanjuruhan yang sampai menelan korban jiwa hingga ratusan orang. 

Pihak Barito Putera dan suporter pun lantas berbenah dan melakukan rangkaian pertemuan. Hingga sekarang ini, ancaman rusuh-rusuh selama pertandingan Laskar Antasari tidak terjadi.  

"Pertemuan rutin atau rapat pengurus satu bulan sekali, selain itu ada kumpul-kumpul juga beberapa hari sebelum laga kandang. Pertemuan cukup intens dengan manajemen, terutama tiap kali selesai pertandingan Barito Putera ada semacam evaluasi atau masukan suporter untuk tim," kata Wakil Ketua Bartman Jejen kepada IDN Times, Jumat (7/10/2022). 

2. Suporter melakukan pertemuan dengan manajemen Barito Putera

Para supoter tim Barito Putera di Banjarmasin Kalimantan Selatan. Foto Hamdani

Jejen mengaku rutin melakukan pertemuan bersama manajemen Barito Putera untuk mengantisipasi ricuh setiap laga. Ia tak ingin, suporter membuat hal yang negatif merugikan banyak orang.

Bagi Bartman, kalah menang setiap pertandingan adalah hal yang lumrah dan biasa, yang terbaik adalah bagaimana saling menjaga kesatuan.

"Apa pun hasilnya pasti kita apresiasi, kalau kalah kita evaluasi dan memberi kritik membangun. Memotivasi pemain untuk bangkit, pertemuan dengan manajemen untuk perbaikan, hal-hal seperti itu yang lebih kami jalankan dan tentu menghindari hal anarkis yang bisa merugikan banyak pihak," katanya.

3. Para suporter harus sportif dalam mendukung timnya

Suporter bola di Banjarmasin menggelar aksi solidaritas tragedi Stadion Kanjuruhan Malang, Senin (3/10/2022). (IDN Times/Hamdani).

Ia juga menyayangkan peristiwa di Stadion Kanjuruhan dan merasakan kesedihan atas gugurnya ratusan suporter. Bahkan, suporter Laskar Antasari mengkritik penggunaan gas air mata dalam stadion yang bisa mengancam keselamatan para penonton. 

Sesuai aturan sudah ditentukan FIFA sehingga harus menjadi perhatian PSSI. 

"Harusnya PSSI atau operator liga bisa mengomunikasikan hal tersebut ke pihak keamanan agar tidak digunakan untuk mengantisipasi hal-hal force majeur," katanya.

Para suporter pun harus mulai belajar dalam menerima konsekuensi dalam melakoni setiap pertandingan, apakah menang atau kalah. Antisipasi dalam merespons kekecewaan seperti perilaku rasis dan mengganggu para pemain di lapangan. 

Baca Juga: Suporter Bola di Banjarmasin Gelar Aksi Solidaritas Tragedi Kanjuruhan

Berita Terkini Lainnya