TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Koma Tertimpa Tiang Bendera, Pelajar Samarinda Menuntut Tanggung Jawab

Korban tak sadarkan diri sejak awal Februari lalu

Korban saat dievakuasi dari rumah menuju rumah sakit di Samarinda. (IDN Times/Nina)

Samarinda, IDN Times - Insiden kecelakaan yang dialami seorang pelajar SMKN 5 Samarinda Kalimantan Timur (Kaltim) harus menyisakan duka mendalam. Pelajar kelas 3 ini harus koma setelah tertimpa patahan tiang bendera di lapangan sekolah pada awal Februari lalu. 

Pihak keluarga akhirnya menuntut pertanggungjawaban sekolah lewat bantuan Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRCPPA) Kaltim. Mempertanyakan kepastian tanggung jawab sekolah atas insiden tersebut.

“Saya rada dongkol, karena awalnya pihak sekolah terkesan menutupi insiden ini, setiap guru memberi keterangan yang berbeda. Sampai akhirnya proses perawatan keponakan ini malah terkesan dibiarkan. Kalau kami tidak minta, mereka mana pernah hubungi kami,” kata Meliati, adik dari almarhum ibu kandung korban.

Baca Juga: Jasad Pemuda Bersimbah Darah Dekat Dermaga Samarinda

1. Kronologi kejadian

Ilustrasi korban tewas (IDN Times/ Mardya Shakti)

Kronologi kecelakaan ini menimpa pelajar bernama Vierly Zikriya (19) terjadi pada Kamis 3 Februari 2022. Saat itu, ia membantu perbaikan tiang bendera di halaman sekolahnya. 

Pada saat itu, sempat terekam oleh video amatir yang diambil salah satu siswi, Vierly yang sibuk membantu guru dan beberapa rekan lainnya berada di bawah tiang bendera yang akan ditegakkan. Namun nahas, korban malah tertimpa patahan tiang bendera tepat di atas kepalanya. 

Korban langsung tersungkur dengan luka parah. 

Dengan kondisi tak sadarkan diri, Vierly lalu diboyong ke Rumah Sakit AW Syahrani Samarinda. Meski beruntung, nyawa Vierly masih tertolong, namun kecelakaan itu mengakibatkan Vierly hingga koma dan tidak sadarkan diri. 

“Kami tahunya bukan dari guru atau pihak sekolah. Tapi ada siswa yang datang ke sini, menyampaikan keponakan saya masuk UGD di rumah sakit,” imbuh Meliati.

2. TRCPPA pertanyakan sikap rumah sakit dan sekolah

Setelah sempat dirawat di rumah sakit, Vierly yang saat ini masih belum sadar diri, dengan kondisi selang oksigen tertempel di hidung dan tenggorokan itu. Tapi pihak rumah sakit malah menyatakan korban sudah bisa dibawa pulang keluarga. 

Padahal kondisinya tidak memungkinkan, keluarga pun merasa bingung dengan kondisi tersebut.

Pihak keluarga melaporkan hal itu pada TRCPPA Kaltim.

"Saya baru dapat info ini hari Minggu kemari. Kejadian ini sudah sejak 3 mingguan yang lalu. Saya kaget waktu dikasih tau, rumah sakit sudah bolehkan korban pulang ke rumah, padahal kondisinya belum sadar. Kami perlu tahu pihak rumah sakit mengeluarkan statmen itu dasarnya bagaimana?  Begitu juga dengan pihak Sekolah. Masih ngotot waktu anak ini dibilang membaik, faktanya tidak,” beber Sudirman Koordinator Advokasi TRCPPA Kaltim. 

Baca Juga: Sakit Hati HP Disita, Dua Remaja di Samarinda Habisi Nyawa Ustaz-nya

Berita Terkini Lainnya