Muktamar Pemuda Muhammadiyah, Jokowi Tak Gentar dengan Uni Eropa
Bertahap hentikan ekspor raw material
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Balikpapan, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo menegaskan komitmennya untuk tidak gentar dengan setiap tekanan dari negara Uni Eropa. Khususnya terkait komitmen Pemerintah Indonesia dalam mengurangi ekspor raw material (produk mentah) hasil sumber daya alam (SDA) dalam negeri.
Uni Eropa memang menggugat Indonesia tentang kebijakan larangan ekspor produk nikel ke World Trade Organization (WTO) atau organisasi perdagangan dunia. Di mana dalam gugatan tersebut, Indonesia memang dinyatakan kalah.
"Apakah kalau kalah, kita harus mundur atau balik?" kata Jokowi dalam Muktamar Pemuda Muhammadiyah XVIII di Balikpapan Kalimantan Timur (Kaltim), Rabu (22/2/2023).
"Lawan, lawan, lawan," sambut para peserta muktamar.
"Ya, itu jawabannya. Kapan lagi kita bisa menjadi negara maju. Lawan," tegas Jokowi lagi.
Baca Juga: Pembukaan Akses di Jalan MT Haryono Balikpapan Tetap Sesuai Jadwal
1. Kunci perekonomian Indonesia di masa depan
Jokowi menyatakan, produk biji nikel menjadi kunci kemajuan perekonomian Indonesia di masa mendatang. Pemerintah sudah menargetkan agar Indonesia menjadi salah satu pemain utama produsen battery electric vehicle (BEV) atau baterai mobil listrik.
Pada masa mendatang, memang diramalkan kebutuhan mobil listrik akan semakin meningkat, seiring kian terbatasnya energi fosil dan peningkatan kepedulian masyarakat terhadap pelestarian lingkungan.
Terbukti selama pelarangan biji nikel tersebut, Jokowi mengklaim nilai ekspor produk nikel melambung jadi Rp450 triliun pada tahun 2022 dibandingkan sebelumnya Rp17 triliun tahun 2020.
Pemerintah menghitung terjadi setidaknya 67 kali peningkatan nilai tambah dari ekspor raw material menjadi produk jadi. Menurut Jokowi, peluang penguasaan pasar produsen BEV ini harus sepenuhnya mampu dimanfaatkan Indonesia.
Menciptakan ketergantungan negara luar pada produk dihasilkan Indonesia.
"Makanya, kita baru saja kalah di WTO, tidak membuat pemerintah mundur. Kita lawan lagi dengan banding. Tapi kalau banding juga masih kalah lagi, tidak tahu lagi," paparnya.
Baca Juga: Muktamar Pemuda Muhammadiyah, Megawati Sudah Dua Hari di Balikpapan