TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Efek Serupa Adiksi Narkoba, Waspadai Candu Gim yang Berbahaya

Sama bahayanya juga dengan kecanduan pornografi

Pixabay.com/Ongchinonn

Samarinda, IDN Times-Perkembangan teknologi membuat permainan tradisional tenggelam. Semakin banyak anak-anak yang asik dengan gawai serta gim dalam jaringan (daring/online), kemudian meninggalkan permainan lapangan yang mengandalkan olah gerak tubuh. Celakanya, gim dunia maya menimbulkan masalah serius, yaitu kecanduan.

Adiksi gawai serta gim bagi anak ialah tren yang tak bisa dipandang sebelah mata. Walaupun lazim anak suka gim, sebab usianya memang menuntut demikian. Punya waktu lebih banyak bermain. Namun perlu diingat apapun yang berlebihan pasti tak baik temasuk gim daring.

Baca Juga: Kecanduan Game, Orangtua Keluhkan Bobot Anaknya Menyusut Drastis

1. Anak kecanduan karena mendapat izin dari lingkungan keluarga

Pixabay.com/natureaddict

Dari sudut pandang ilmu psikologi, ada banyak faktor yang mendukung anak kecanduan online gaming. Pertama, dukungan lingkungan. Sejatinya, anak merupakan peniru ulung. Dia akan berusaha menjiplak perilaku orang-orang di sekitarnya yang sebagian besar sibuk dengan gadget atau gawai. Apalagi penggunaan gadget seperti tak mengenal waktu.

"Ketika dalam masa perkembangan, anak seharusnya bermain bola dan segala jenis permainan anak. Bisa juga pegang alat tulis, tapi ini anak malah bersama handphone," kata psikolog klinis Yulia Wahyuningrum dari Biro Psikologi Mata Hati Samarinda. 

Alasannya sederhana, imbuhnya, lingkungan memberikan restu menggunakan gawai. Sebab, anak tidak mungkin bisa memakai perangkat tersebut tanpa ada yang mengarahkan sebelumnya.

2. Pandangan keliru orangtua mengenai manfaat gawai saat diberikan kepada anak

pixabay.com/ExplrorerBob

Kedua, orangtua memiliki asumsi kurang tepat mengenai manfaat gawai. Mereka menganggap gadget adalah solusi tepat untuk mengatasi bawelnya sang buah hati. Jika tak diberikan gawai anak bisa mengamuk, sebaliknya akan diam jika sudah memegang gadget.

Jadi, akses anak semakin mudah karena tak ada batasan dari orangtua. Selain itu, sekarang anak lebih mudah mendapatkan jaringan WiFi, ketersediaan kuota internet, hingga keberadaan warung internet (warnet) yang mudah ditemukan di berbagai penjuru kota.

“Pendukungnya banyak,” sebut Yulia.

Ragam pilihan aplikasi itu semakin membuat anak mudah terbuai keinginan menyentuh gawai dan internet.

"Akses gim mudah, pemikiran orangtua keliru, serta lingkungan mendukung. Semua itu menjadi cikal bakal anak untuk kecanduan. Bahkan anak usia di bawah 5 tahun malah sudah diajari menggunakan gawai," terangnya.

Ketika anak berhasil mengakses handphone, dia pasti akan mencoba berbagai aplikasi yang ada dalam gadget itu. Mulai online gaming sampai YouTube. Akibatnya, sejak usia dini, anak sudah tahu manfaat gadget, yaitu memberikan rasa senang dan bahagia

3. Adiksi gim sama dengan candu narkoba dan pornografi

ANTARA FOTO

Ketika bermain game online, lanjutnya, otak mendeteksi dan mengeluarkan hormon endorfin atau bahagia. Tahap selanjutnya, ialah anak-anak yang bemain itu tak akan merasa jenuh. Nah, itulah yang membikin anak terus ketagihan atas sensasi senang itu.

"Efeknya ini sama saja dengan narkoba dan pornografi. Padahal faktanya, anak yang bermain gim cenderung merasa kesepian, tidak ada kegiatan dan mencari perhatian. Lalu mengalihkannya dengan gim dan kebablasan," tuturnya. 

Dia menegaskan, jika anak terus-terusan bermain selama 24 jam, dampaknya sangat berbahaya. Biasanya anak tak mampu lagi berpikir logis. Yang dia tahu bermain gim, tak ada rasa empati dengan sekitar. Hingga akhirnya, anak yang candu dengan gim lebih individualistis dan kurang bersosialisasi. Kemudian, mudah marah ketika diganggu.

 "Kalau kalah bermain, emosi tidak stabil. Cenderung egois. Bahkan kalau kepepet, butuh uang untuk bermain online gaming, mereka bisa nekat mencuri," ucapnya.

Baca Juga: Game Over, 9 Game Online Populer Ini Tak Bisa Kamu Mainkan Kembali

Berita Terkini Lainnya