Gunung Lipan Langganan Kecelakaan, Begini Tanggapan Dishub Samarinda
Minim penerangan dan rambu lalu lintas jadi penyebab laka
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Samarinda, IDN Times - Legenda urban Gunung Lipan di Jalan Ciptomangunkusumo, Kelurahan Gunung Panjang, Kecamatan Samarinda Seberang bukan hal baru. Nyaris semua warga Kota Tepian tahu soal kabar tersebut. Tak hanya karib dunia mistis, tapi lokasi ini juga jadi langganan kecelakaan lalu lintas. Kurangnya penerangan jadi salah satu penyebab.
“Iya minim penerangan. Sudah kami rencanakan untuk penganggaran (lampu penerangan jalan umum/LPJU), namun dananya terbatas,” ujar Hari Prabowo, kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) Dinas Perhubungan (Dishub) Samarinda saat dikonfirmasi pada Jumat (6/11/2020) sore.
Baca Juga: Sering Renggut Nyawa, Kisah Mistis Gunung Lipan di Samarinda Seberang
1. Urusan LPJU terkendala urusan anggaran
Dari informasi dihimpun IDN Times pada 2018 lalu Dishub Samarinda sebenarnya mendapatkan kucuran dana Rp5 miliar untuk perawatan dan pengadaan LPJU. Nilai tersebut dirasa kurang sebab idealnya diperlukan Rp16 miliar untuk memenuhi semua kebutuhan penerangan jalan. Ironisnya setelah pemasangan pada 2019 lalu, semua kabel LPJU dicuri orang. Padahal kabel itu membentang dan menyambung 76 titik LPJU di median Jalan Poros Samarinda-Tenggarong.Hasilnya semua lampu jalan tak bisa berfungsi. Sementara anggaran mendirikan LPJU itu memakan rupiah Rp1,5 miliar. Semuanya LED (light emitting diode). Satu meter kabel penerangan jalan ini dihargai Rp300 ribu.
“Pemilihannya memang jalan-jalan utama, tapi kami juga sudah mengusulkan tempat lain yang dirasa minim penerangan. Kalau anggaran memenuhi dari ujung ke ujung kita terangi Samarinda ini,” imbuhnya.
Baca Juga: 5 Fakta Prostitusi Online di Samarinda, Besaran Fee & Modus Operandi