TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ini Alasan Gubernur Isran Tak Izinkan Kaltim Gelar Sekolah Tatap Muka

COVID-19 memang melandai, tapi penularan masih terjadi

Ilustrasi tim Gugus Tugas Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 mengusung jenazah pasien positif COVID-19. (ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho)

Samarinda, IDN Times - Zona merah di Kaltim mulai berkurang seiring penurunan kasus COVID-19. Meski demikian sekolah atau pembelajaran tatap muka (PTM) belum mendapat izin dari Gubernur Isran Noor.

“Kondisi kita saat ini (kasus penyebaran dan penularan COVID-19), boleh dikatakan melandai. Kita bersyukur, tapi tetap hati-hati dan waspada tingkat tinggi," ujar Isran seperti dilansir dari rilis resmi Pemprov Kaltim pada Kamis (3/6/2021).

Baca Juga: Kasus COVID-19 Fluktuatif Usai Lebaran, Ini Respons Gubernur Kaltim

1. Gubernur Isran berpendapat COVID-19 di Kaltim belum sepenuhnya terkendali

Gubernur Kaltim Isran Noor (IDN Times/Yuda Almerio)

Dari statistik terakhir, positif COVID-19 Kaltim sudah mencapai 71.847 kasus. Syukurnya dari angka tersebut sebanyak 69.090 pasien alami kesembuhan. Menyisakan 1.034 pasien dalam perawatan, baik mandiri ataupun isolasi rumah sakit. Meski demikian, 1.723 di antaranya tak bisa diselamatkan.

Kondisi ini pula yang membuat Pemprov Kaltim belum bisa memberikan dukungan kepada kebijakan Kementerian Pendidikan untuk menggelar pembelajaran tatap muka pada Juli mendatang. Menurut Gubernur Isran, kondisi saat ini belum sepenuhnya bisa dikendalikan.

“Itu terbukti kasus positif virus corona masih terjadi dan turun naik jumlah kasusnya. Walaupun, tingkat kesembuhan terbilang tinggi,” tandasnya.

2. Tak menggelar sekolah tatap muka menjadi cara aman menghindari corona

Ilustrasi sekolah tatap muka (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

Mantan bupati Kutai Timur ini menerangkan, tak menggelar sekolah tatap muka juga menjadi cara aman, sekaligus jaminan keselamatan kesehatan anak-anak didik. Dengan kata lain, bagi daerah yang hendak menerapkan sekolah tatap muka sebaiknya benar-benar dievaluasi dan dikaji kondisi dan perubahan serta perkembangan COVID-19.

"Meski pun di Kaltim, pasti kasus berbeda antar kabupaten dan kota. Tapi, corona masih ada dan mengancam. Kita tidak ingin ambil risiko," tegasnya.

Baca Juga: Herd Immunity Guru dan Tenaga Pengajar di Balikpapan Capai 98 Persen

Berita Terkini Lainnya