Punya Lahan Paling Luas, Kukar Berpotensi Jadi Lumbung Padi di Kaltim
Mencari sektor lain penunjang ekonomi Kaltim selain tambang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Samarinda, IDN Times - Hingga kini sektor pertambangan minyak, gas dan batu bara masih menguasai pertumbuhan ekonomi di Benua Etam. Dominasi itu terlihat dari struktur produk domestik regional bruto (PDRB) catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim. Kontribusinya bahkan mencapai 38,90 persen pada triwulan III 2020 ini. Sementara empat sektor lainnya harus berbagi. Mulai dari industri pengolahan 19,31 persen, konstruksi 10,11 persen dan pertanian, kehutanan dan perikanan 9,02.
“Fakta ini tak bisa dimungkiri,” ujar Bakri Hadi, ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Kaltim saat dikonfirmasi pada Selasa (10/11/2020) sore.
Baca Juga: Kabar Baik! Jumlah Positif COVID-19 Aktif di Kaltim Sisa 13 Persen
1. Kaltim bisa hasilkan 70 ton ikan dalam sehari
Meski demikian, kata dia, bukan berarti Kaltim terus-terusan bergantung dengan sektor ekstraksi tersebut. Pasalnya Benua Etam ini kaya dengan sumber pemasukan. Sebut saja bidang kelautan, pertanian, pajak lalu lintas sungai hingga pariwisata. Khusus sektor perikanan dan kelautan misalnya, saat ini belum digarap maksimal. Padahal sebenarnya potensi komoditi laut sangat bisa diandalkan. Data terakhir sehari Kaltim bisa hasilkan 70 ton per hari. Sayang, dengan potensi tangkapan sebesar tidak didukung dengan sarana industri yang memadai. Luas wilayah penangkapan di pantai seluas 12 juta hektare. Sektor perairan laut Kaltim ini memiliki potensi sumber daya ikan sebanyak 139.200 ton. Namun, baru dimanfaatkan sekitar 40,94 persen.
“Coba saja perhatikan lobster, ikan tuna, udang, kerapu, tambak, itu masih sangat sedikit disentuh pemerintah untuk dijadikan usaha,” imbuhnya.
Baca Juga: Penertiban Rumah di Bantaran SKM Samarinda Perlu Anggaran Rp4 Miliar