6 Alasan Sulit untuk Menganggap Curhat sebagai Sekadar Cari Perhatian

Kamu gak tahu permasalahan yang sedang dihadapi seseorang

Samarinda, IDN Times - Seseorang memutuskan untuk curhat (curahan hati) bukan tanpa alasan. Barangkali mereka sudah tidak sanggup menahan sendiri permasalahan yang dihadapi. Dengan bercerita kepada orang lain, setidaknya mereka bisa melegakan hati dan pikiran. Curhat membantu mengurangi beban emosional yang mungkin telah lama dipendam.

Namun, respons dari orang sekitar belum tentu sesuai harapan. Terkadang, mereka menilai orang yang curhat sebagai sosok yang caper (cari perhatian) dan menganggapnya terlalu berlebihan dalam menyikapi persoalannya. Respons seperti ini sebaiknya dihindari. Menuduh seseorang yang ingin curhat sebagai caper dapat mendatangkan risiko yang lebih buruk.

1. Membuat yang bersangkutan kehilangan rasa percaya pada lingkungan sekitar

6 Alasan Sulit untuk Menganggap Curhat sebagai Sekadar Cari Perhatianilustrasi bersedih (pexels.com/Liza Summer)

Seseorang curhat karena suatu alasan. Tidak mungkin mereka menceritakan permasalahannya kepada orang lain tanpa pikir panjang. Namun, lingkungan sekitar sering kali memberikan reaksi yang tidak diharapkan. Seseorang yang curhat justru dikatakan caper (cari perhatian).

Kamu harus tahu, mereka bukan mencari perhatian secara berlebihan, melainkan benar-benar membutuhkan perhatian tersebut. Mengatakan bahwa mereka caper hanya akan membuat mereka kehilangan rasa percaya terhadap lingkungan sekitar. Tanpa disadari, kamu sudah berperan dalam membuat seseorang menjadi lebih individualis dan apatis.

2. Saat gejolak emosi negatif diabaikan, seseorang bisa bertindak nekat

6 Alasan Sulit untuk Menganggap Curhat sebagai Sekadar Cari Perhatianilustrasi marah (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Permasalahan dapat membuat seseorang tidak betah menanggungnya sendiri. Memendam kemarahan hanya akan menyakiti perasaan secara berkelanjutan. Salah satu solusinya adalah dengan berbagi permasalahan kepada orang lain, mungkin saja mereka bisa memberikan kalimat-kalimat menenangkan.

Namun, sebelum melakukan curhat, seringkali seseorang justru dituduh mencari perhatian. Meskipun kata-katanya singkat dan sederhana, hal itu bisa membuat yang bersangkutan merasa kecewa. Saat gejolak emosi negatif diabaikan, seseorang bisa melakukan tindakan-tindakan nekat yang membahayakan dirinya sendiri atau bahkan orang-orang di sekitarnya.

3. Jika kamu berada di posisi serupa, pasti tidak ingin diperlakukan dengan cara tersebut

6 Alasan Sulit untuk Menganggap Curhat sebagai Sekadar Cari Perhatianilustrasi curhat (pexels.com/Alex Green)

Apa yang kamu rasakan saat hendak curhat tapi tidak ditanggapi? Justru yang didapat respons kurang menyenangkan. Kamu dianggap sebagai orang yang mencari perhatian. Padahal permasalahan yang kamu hadapi sungguh berat dan sudah tidak sanggup menahan sendirian.

Tentunya kita tidak ingin mendapat perlakuan serupa. Sangat menyakitkan saat kita butuh dukungan justru mendapat kalimat menyudutkan. Hal ini juga dirasakan orang lain saat kamu memberikan reaksi kurang menyenangkan. Mereka juga tidak terima diperlakukan buruk saat ingin curhat.

Baca Juga: Yuk Nongki di Goffe Samarinda, Rekomendasi Bubuhan Kota Tepian

4. Menegaskan dirimu tidak memiliki empati

6 Alasan Sulit untuk Menganggap Curhat sebagai Sekadar Cari Perhatianilustrasi curhat (pexels.com/RDNE Stock Project)

Menjadi bagian dari lingkungan sosial harus memiliki empati. Karena kita hidup selalu berdampingan dengan orang lain. Memiliki empati yang baik, relasi sosial bisa terjalin harmonis. Tapi bagaimana dengan orang yang tidak memiliki empati dalam dirinya?

Kamu bisa melihat diri mereka yang mengatakan caper saat seseorang ingin curhat. Kebencian bisa menimbulkan konflik berlarut-larut. Kamu dipandang sebagai orang yang tidak memiliki kepedulian sosial. Kelak saat memiliki permasalahan, tidak ada lagi orang yang peduli.

5. Bisa menimbulkan kesalahpahaman yang lebih rumit

6 Alasan Sulit untuk Menganggap Curhat sebagai Sekadar Cari Perhatianilustrasi curhat (pexels.com/Liza Summer)

Mengatakan seseorang sebagai caper mungkin terdengar singkat. Bagi yang mengucapkannya, mungkin hanya sebuah ungkapan sebentar yang cepat terlupakan. Namun, bagi yang mendengar kalimat tersebut, kesan tersebut bisa bertahan lama. Respons caper saat seseorang ingin curhat dapat menjadi kenangan buruk yang terus mengganggu pikiran.

Yang lebih parah, hal ini bisa menimbulkan kesalahpahaman yang rumit. Ketika seseorang memendam masalah dan kondisi emosinya tidak stabil, perasaannya menjadi sensitif sehingga sulit menilai permasalahan dengan cermat. Satu kalimat yang terlihat sepele bisa menjadi pemicu konflik yang tidak terselesaikan.

6. Karena kita tidak pernah tahu permasalahan yang sedang dihadapi orang lain

6 Alasan Sulit untuk Menganggap Curhat sebagai Sekadar Cari Perhatianilustrasi curhat (pexels.com/Karolina Grabowska)

Permasalahan seringkali datang tanpa bisa kita prediksi. Terkadang, beban pikiran yang begitu berat membuat seseorang tidak sanggup menanggungnya sendirian. Curhat menjadi salah satu cara untuk merasa lebih lega. Bahkan, bisa menjadi berkah jika mendapatkan arahan dan nasihat dari orang-orang terdekat. Namun, lingkungan sekitar tidak selalu diisi oleh orang-orang bijaksana.

Termasuk di antara mereka yang dengan mudah mengatakan "caper" kepada seseorang yang ingin berbagi permasalahan. Ucapan yang sederhana ini bisa sangat menyakitkan hati. Kita tidak pernah tahu dengan pasti permasalahan apa yang sedang dihadapi oleh orang lain. Mereka mungkin menghadapi situasi yang rumit dan membutuhkan bantuan serta dukungan dari masyarakat sekitar.

Mari kita menjadi lebih bijaksana dalam mengelola interaksi sosial dengan orang-orang di sekitar kita. Termasuk memberikan respons yang baik saat seseorang ingin curhat. Jangan sampai kita mengucapkan kata-kata yang menyakitkan, seperti menyebut seseorang sebagai "caper" atau ucapan lain yang menyakitkan. Satu kalimat bisa menimbulkan kesalahpahaman dan bahkan memicu perlakuan balas dendam. Kelak, saat kita membutuhkan bantuan, orang-orang tersebut mungkin akan membalas perlakuan kurang ramah yang pernah kita berikan.

Baca Juga: Ini Fakta Menarik tentang Samarinda yang Wajib Kalian Tahu

Mutia Zahra Photo Community Writer Mutia Zahra

Be grateful for everything

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya