Perang Dagang AS dan Tiongkok Pengaruhi Melambatnya Ekonomi Dunia
2020 pendapatan per kapita bakal stagnan atau melambat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Balikpapan, IDN Times - Keadaan ekonomi dunia melambat. Bahkan secara global, satu dari lima negara di dunia diprediksi akan stagnan bahkan mengalami penurunan pendapatan per kapita pada tahun 2020 ini.
Hal ini merupakan salah satu hal yang terungkap dalam laporan The World Economic Situation and Prospects yang dirilis oleh United Nations Department of Economics and Social Affairs (UN DESA).
Dalam laporan ini juga disampaikan, pertumbuhan produk bruto dunia merosot menjadi 2,3 persen pada 2019, ini merupakan yang terendah sejak krisis keuangan global tahun 2008-2009. Pertumbuhan produk bruto dunia diproyeksikan meningkat 2,5 persen pada 2020, dan 2,7 persen pada 2021.
Selain itu, kenaikan tarif, ketegangan dalam urusan perdagangan, dan ketidakpastian kebijakan mempengaruhi investasi dan ekspor secara global. Hal ini mendorong angka pertumbuhan perdagangan dunia turun 0,3 persen pada 2019 dari 3,9 persen pada 2018. Turun ke level terendah selama satu dekade ini.
Sementara, Produk Domestik Bruto (PDB) untuk komoditas per kapita pada negara berkembang, dari 2,9 persen per tahun pada periode 2010-2014 anjlok menjadi hanya 0,5 persen pada periode 2015-2019.
Baca Juga: 12 Ribu Lebih Warga Samarinda Menderita karena Petaka Banjir
1. Ketegangan perdagangan Amerika Serikat dan Tiongkok berpengaruh secara global
Pada laporan The World Economic Situation and Prospects ini juga terungkap bahwa selama setahun belakangan ini, kemunduran ekonomi telah terjadi secara signifikan dan luas yang mengancam upaya penanggulangan kemiskinan, penyediaan lapangan kerja yang layak, energi bersih, dan upaya lain untuk mencapai Sustainable Development Goals.
Meskipun perang dagang Amerika Serikat dan Tiongkok kini telah membaik, namun hubungan kurang mesra sebelumnya, dimana perdagangan bilateral Amerika Serikat dengan Tiongkok merosot tajam, mempengaruhi secara signifikan rantai pasokan secara internasional. Sektor elektronik dan otomotif secara global yang memiliki jaringan produksi lintas negara juga terpukul.
Meskipun demikian sebagian negara justru diuntungkan karena terjadi peningkatan market share untuk eskpor. Sementara, pada negara-negara kurang berkembang yang tak banyak melakukan perdagangan global, tidak terlalu terkena imbas perselisihan dua negara adidaya ini.
Pada negara-negara kurang berkembang terjadi akselerasi PDB pada 2019. PDB di negara-negara kurang berkembang diproyeksikan sebesar 5,1 persen pada 2020 dan 5,4 persen pada 2021.
Sementara di Afrika, untuk mengatasi kemiskinan pada 2030 diperlukan pertumbuhan PDB per kapita lebih dari 8 persen per tahun. Lebih tinggi dari pertumbuhan PDB aktual per tahun yang hanya 0,5 persen.
Sedangkan, di Asia Selatan, Asia Timur, dan Asia Barat pertumbuhan ekonomi juga lambat, yang akan dipengaruhi oleh harga minyak, masalah geopolitik, serta ketegangan hubungan perdagangan
Baca Juga: Balikpapan Gerbang IKN, Pertarungan antar Pengusaha di Pilkada 2020