Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Pengecer Elpiji di Balikpapan Sambut Baik Rencana Jadi Sub-Pangkalan

Tumpukan tabung gas LPG 3 Kg kosong di salah satu toko kelontong di Balikpapan Utara. Pengecer menyambut baik rencana pemerintah menjadikan mereka sebagai sub pangkalan. (IDN Times/Erik Alfian)

Balikpapan, IDN Times - Pemerintah akhirnya memberi restu kepada pengecer untuk menjual gas elpiji 3 kilogram lewat skema sub-pangkalan. Kebijakan ini diharapkan mampu mengatasi masalah distribusi yang terjadi di tengah masyarakat.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia mengatakan, pengecer bisa mendaftar melalui aplikasi Pertamina untuk menjadi sub-pangkalan elpiji 3 kg. Bahkan, Bahli menyebut sudah ada 370 pengecer yang statusnya berubah menjadi sub-pangkalan.

1. Disambut baik pengecer di Balikpapan

Ilustrasi LPG 3 Kg di kios. (IDN Times/Erik Alfian)

Darius, salah satu pemilik toko kelontong, yang selama ini menjadi pengecer elpiji 3 kilogram di Balikpapan, menyambut positif rencana pemerintah ini. Dia berharap, kebijakan ini membuat distribusi gas melon bisa lebih mudah dan merata.

"Kalau tujuannya supaya masyarakat enak, pasti kami mendukung. Kami juga jadinya lebih enak mendapat pasokan elpiji 3 kilogram," kata dia.

Selama ini, Darius mengaku kasihan dengan konsumen yang harus kesulitan mendapat elpiji 3 kiligram untuk keperluan sehari-hari.

"Belakangan ini semakin susah nyari gas, kasian warga," kata dia.

Pengecer lain, Halimatus Zahra, juga mengaku senang jika pengecer diberi izin untuk menjual lagi. Sebab, sudah sebulan ini dia tidak mendapat pasokan gas melon.

"Sudah sebulan tidak kiriman, jadi kalau boleh jualan lagi ya senang," ujar dia.

2. Terpaksa menjual di atas HET

Di level pengecer, harga satu tabung gas LPG 3 Kg dijual dengan harga melebihi HET. (IDN Times/Erik Alfian)

Darius menambahkan, dengan menjadi sub pangkalan, harga jual elpiji 3 kg dipastikan lebih terjangkau, begitu juga dengan harga beli.

Selama ini, pengecer terpaksa menjual harga melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET), karena harus membeli dengan harga yang juga lebih mahal dari HET.

"Biasanya ada yang datang ke toko, mereka bawa tabung dan dijual Rp50 ribuan. Biasanya kami jual lagi Rp55 ribu ke konsumen," kata dia.

Berbeda dengan Darius, Halimah mengaku menjual setiap tabung elpiji 3 Kg kepada konsumen seharga Rp38-40 ribu.

Darius menerangkan, seminggu belakangan stok elpiji 3 kg di tokonya masih kosong.

"Ini sederetan toko yang mengecer juga kosong. Setiap hari warga datang tanya, tapi ya stoknya belum ada," kata dia.

Sementara Halimah mengaku sudah sebulan lebih tak pernah lagi mendapat stok LPG 3 Kg.

"Terakhir dapat stok awal Januari kemarin," tutur dia.

3. Dukung kebijakan pemerintah

Stok LPG 3 Kg di sebagian besar pengecer terpantau masih kosong. (IDN Times/Erik Alfian)

Sementara itu, Commrel & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan, Edi Mangun mengatakan, Pertamina selaku operator selalu mendukung apa yang menjadi kebijakan pemerintah sebagai regulator.

"Untuk itu, saat ini kami sedang mempersiapkan sub-pangkalan untuk melaksakan pelayanan kepada konsumen sebagaimana arahan Kepala Negara," ujar Edi saat dikonfirmasi pada Kamis (6/2/2025).

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni
EditorLinggauni
Follow Us