Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Persoalan Penyakit Malaria di PPU yang Berada dalam Zona Merah

Ilustrasi nyamuk penyebab malaria (misionesonline.net)

Samarinda, IDN Times - Tim kerja penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Republik Indonesia dr Hellen Dewi Prameswari mengatakan sudah menyusun proyeksi dari annual parasite incidence (API) dan untuk Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) pada saat ini kondisinya adalah endimisitasnya tinggi.

Karena itu, diharapkan tahun 2023 secara proyeksi dari zona merah bergeser ke kuning.

“Untuk merealisasikan dari zona merah ke kuning kasus malaria," kata Hellen Dewi Prameswari dalam akun Instagram Pemprov Kaltim, Senin (4/7/2022). 

1. Kasus penyakit malaria di PPU berasal dari tempat luar

Hellen mengikuti  Rapat Koordinasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (Eliminasi) Malaria di Provinsi Kaltim. Soal malaria, ia berpendapat perlunya dukungan dan komitmen semua pemangku kepentingan, bukan hanya pemerintah, juga peran dan partisipasi perusahaan dalam melakukan pencegahan dan pengendaliannya. 

Hellen menambahkan kasus-kasus malaria yang terjadi PPU adalah muara kasus, di mana sebenarnya kasus malarianya berasal dari kabupaten yang bersebelahan atau lintas batas dengan PPU.

2. Penanganan penyakit malaria di PPU

www.rdmag.com

Helen mengharapkan, kasus malaria di PPU bisa cepat turun, apalagi kabupaten ini merupakan wilayah Ibu Kota Nusantara. Upaya-upaya pencegahan dan pengendalian harus terus dilakukan di tingkat kabupaten hingga provinsi.

Sebab kasus malaria bukan masalah provinsi saja, tetapi nasional yang harus diselesaikan secara bersama-sama,” tegasnya.

Hellen juga mengapresiasi Pemprov Kaltim yang telah membuat kesepakatan dan komitmen dalam upaya pencegahan dan pengendalian penyakit menular (eliminasi) kasus malaria di Kaltim, dengan harapan kesepakatan bisa dijalankan.

3. Komitmen bersama dalam mengatasi masalah penyakit malaria

ilustrasi: WHO keluarkan rekomendasi untuk vaksin malaria pertama, RTS,S/AS01 atau Mosquirix (gettyimages.com/ Frank Bienewald)

Karena untuk mencapai apa yang ditargetkan, lanjutnya harus ada komitmen dari seluruh pemangku kepentingan.

“Adanya kesepakatan, artinya kan sudah ada komitmen bersama, kita tunggu saja dari komitmen di tingkat kepala daerah dalam menindaklanjutinya. Apalagi kalau ada peraturan gubernur dan lainnya dalam mendukung percepatan pengendalian kasus malaria di PPU bahkan Kaltim,” tandas Hellen Dewi Prameswari. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sri Gunawan Wibisono
EditorSri Gunawan Wibisono
Follow Us