Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Viral! Kades Kukar Dihajar Balok Kayu saat Acara Idul Adha

Ilustrasi penganiayaan (IDN Times/Aditya Pratama)
Ilustrasi penganiayaan (IDN Times/Aditya Pratama)

Kutai Kartanegara, IDN Times - Suasana silaturahmi Iduladha di Desa Muara Muntai Ilir, Kecamatan Muara Muntai, Kutai Kartanegara (Kukar), berubah mencekam pada Minggu (8/6/2025). Kepala Desa Muara Muntai Ilir, Arifadin Nur, menjadi korban penganiayaan oleh sekelompok orang tak dikenal yang diduga oknum preman.

Insiden tersebut terjadi saat acara Halalbihalal digelar di kediaman Arifadin. Sekitar delapan orang datang membawa balok kayu, melakukan penganiayaan, dan merusak rumah kades. Mereka berteriak mengatasnamakan masyarakat desa sambil mencari keberadaan perwakilan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo).

“Ini tangan saya dijahit dua atau tiga jahitan karena dipukul balok. Pak Kasdim yang juga warga kami kena pukulan di kepala, sampai dijahit tujuh jahitan,” ujar Arifadin saat melapor ke Polres Kukar, Senin (9/6/2025) kemarin.

Video penyerengan terhadap Arifadin bahkan viral di sejumlah media sosial di Kalimantan Timur. 

1. Penyerangan diduga terkait operasi kapal pandu Pelindo

WhatsApp Image 2025-06-10 at 11.31.45.jpeg
Kepala Desa Muara Muntai Ilir, Arifadin Nur, menjadi korban penganiayaan oleh sekelompok orang tak dikenal yang diduga oknum preman. Kasus ini sudah dilaporkan ke Polres Kukar. (Dok. Istimewa)

Penyerangan itu diduga dipicu oleh isu masuknya Pelindo ke wilayah desa. Para pelaku mengira Arifadin membawa perwakilan Pelindo ke Muara Muntai Ilir. Padahal, menurut keterangan Arifadin, kehadiran kapal pandu Pelindo merupakan bagian dari program nasional yang ditetapkan oleh Kementerian Perhubungan dan BUMN.

“Pelindo hadir bukan atas inisiatif saya sebagai kepala desa, tapi merupakan kebijakan resmi dari Kemenhub dan KSOP. Jadi tidak benar kalau dibilang saya yang bawa mereka ke sini,” jelasnya.

Arifadin juga mengungkapkan bahwa kapal pandu belum mulai beroperasi secara resmi karena masih menunggu proses peluncuran yang dijadwalkan dalam waktu dekat.

2. Pelaku penyerangan diduga warga luar desa

Ilustrasi penyerangan kelompok (freepik.com/EyeEm)
Ilustrasi penyerangan kelompok (freepik.com/EyeEm)

Arifadin mencurigai ada motif ekonomi di balik penyerangan ini. Para pelaku disebut bukan warga asli desa, melainkan pihak luar yang merasa terancam kehilangan sumber penghasilan sebagai pemandu kapal tradisional.

“Ini seperti sudah direncanakan. Mereka datang dari luar desa, bawa alat. Delapan orang itu bukan warga sini,” tegasnya.

3. Arifadin lapor polisi, minta proses hukum transparan

Ilustrasi lapor polisi. (IDN Times/ Agung Sedana)
Ilustrasi lapor polisi. (IDN Times/ Agung Sedana)

Atas insiden ini, Arifadin melapor ke pihak kepolisian dan membawa kuasa hukum untuk memastikan kasus ini ditangani secara transparan. Ia berharap proses hukum berjalan adil dan tidak ada intervensi dari pihak mana pun.

“Kami minta kasus ini ditangani sesuai hukum. Jangan sampai pelaku dilindungi atau pasalnya dikurangi karena ada ‘orang belakang’,” pungkasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sri Gunawan Wibisono
EditorSri Gunawan Wibisono
Follow Us