TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ponpes Al-Banjari PPU Akui Hanya Tujuh Santri Positif COVID-19

18 swab santri masih belum diketahui

Kondisi Ponpes Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari Penajam tampak sepi (IDN Times/Ervan Masbanjar)

Penajam, IDN Times -  Pengawas Asrama Pondok pesantren (Ponpes) Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Hamdi, mengakui ada tujuh orang santrinya yang terkonfirmasi positif COVID-19 berdasarkan hasil uji swab.

“Terkait dengan 11 orang masuk dalam klaster Ponpes Al-Banjari, hanya ada tujuh orang saja santri kami  yang dinyatakan positif selebihnya yakni empat pasien lainnya tidak ada hubungan dengan Ponpes,” ujarnya kepada IDN Times, Selasa (6/10/2020) di Penajam.

1. Orangtua santri tidak kenal empat orang diluar dari tujuh santri yang positif

Ponpes Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari Penajam (IDN Times/Ervan Masbanjar)

Dibeberkannya, untuk memastikan empat orang itu apakah masih kerabat dari santri sendiri, maka pihaknya telah menghubungi orangtua santri yang positif khususnya dan para orangtua santri menyatakan tidak kenal dengan empat orang pasien tersebut, sehingga dinilai tidak ada hubungannya dengan Ponpes Al-Banjari.

“Jadi kami menilai kurang tepat kalau empat orang itu bagian dari Ponpes Al-Banjari, tetapi kami akui hanya tujuh orang yang positif ditambah satu orang santri yang lebih dahulu dinyatakan positif tetapi kini telah sembuh hasil swab negatif,” katanya.

Adapun ketujuh santri yang positif tersebut, bebernya, yakni, pasien berkode PPU 108, PPU 109, PPU 110, PPU 113, PPU 114, PPU 117 dan PPU 118 ditambah satu orang yang dinyatakan positif tetapi telah sembuh yakni PPU 99. Sementara pasien berkode PPU 111, PPU 112, PPU, 115 dan PPU 116 tidak ada hubungannya dengan Ponpes Al-Banjari.

Baca Juga: Jumlah ASN PPU Pelanggar Perbup COVID-19 Meningkat

2. Ponpes Al-Banjari masih menunggu hasil swab semua santri

Pengawas asrama Ponpes Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari Penajam, Hamdi (IDN Times/Ervan Masbanjar)

Diungkapkannya, saat ini pihaknya sedang menunggu hasil swab semua santri yang beberapa waktu lalu diambil sampel swabnya. Dimana ada sekitar 40-an, tetapi hasilnya baru diketahui tujuh orang positif dan sekitar 15 orang negatif.

“Berdasarkan data yang kami terima, sudah tujuh orang dinyatakan positif, 15 an orang hasil negatif sementara sisanya 18 orang masih belum kami ketahui hasilnya. Oleh karena itu kami selalu berkoordinasi dengan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 untuk mendapatkan informasi terbaru,” kata Hamdi.

Ia menuturkan, dengan kejadian ini pihaknya telah mengambil beberapa langkah. 

Langkah pertama yang dilakukan adalah melaksanakan doa bersama dan memohon kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala agar diberi kesembuhan bagi mereka yang saat ini sedang sakit, langkah kedua pihaknya selalu melakukan berkoordinasi dengan orangtua santri untuk mengetahui kondisi anak-anak mereka.

3. Sterilisasi lingkungan Ponpes Al-Banjari juga dilakukan dengan cara penyemprotan disinfektan

Aktivitas santri salah satu Ponpes foto diambil sebelum COVID-19 (IDN Times/Ervan Masbanjar)

Selain itu, tambahnya, sterilisasi lingkungan Ponpes Al-Banjari juga telah dilakukan dengan cara penyemprotan disinfektan, hingga kini telah kali ketiga dilakukan, baik oleh pengurus Ponpes sendiri, bantuan dari Palang Merah Indonesia (PMI) PPU dan terakhir dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) PPU.

“Sedangkan untuk kegiatan belajar mengajar, saat ini kami melaksanakan sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ), sambil menunggu hasil swab para santri. Jika hasilnya swab semua negatif dan kondisi kesehatan orangtua mereka juga sehat dan kami nilai aman kondisinya, barulah kami memulai belajar tetap dengan cara tatap muka,” sebutnya.

Proses belajar mengajar dengan cara tatap muka, lanjutnya, akan dibuka kembali setelah pihaknya melakukan koordinasi dengan Satgas Penanganan COVID-19 PPU dan Puskesmas Penajam.

Namun jika kondisi pandemik COVID-19 masih ada di PPU, meskipun tetap dibuka tetapi pihaknya akan menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Bahkan meniadakan jam kunjungan, hal itu dilakukan sebagai tindakan antisipasi belajar dari pengalaman yang terjadi saat ini.

Baca Juga: Di PPU, 11 Orang dari Pondok Pesantren Al-Banjari Positif COVID-19

Berita Terkini Lainnya