TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Santri dan Mahasiswa Kuliah di Jawa Mulai Pulang Kampung ke Penajam

Mereka mengaku telah menyiapkan isolasi mandiri

Ilustrasi pos pemeriksaan (IDN Times/Ervan Masbanjasr)

Penajam, IDN Times - Akibat merebaknya virus corona (COVID-19), warga Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Paser mulai pulang kampung. Mereka didominasi mahasiswa dan santri pondok pesantren (Ponpes) dari pulau Jawa.

Seorang mahasiswi semester akhir Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta warga PPU, Resty kepada IDN Times, Minggu (5/4) mengaku, terpaksa pulang ke rumahnya di Babulu, karena kebijakan dari kampusnya mempercepat waktu liburan panjang akibat merebaknya wabah virus corona atau COVID-19.

"Iya mas, kampus telah mengeluarkan kebijakan mempercepat waktu liburan, karena merebaknya corona," tuturnya.

1. Karena kebijakan kampus mempercepat jadwal liburan, akibatnya wakti kelulusannya pun harus tertunda

Pos Pengetatan Pengawasan mobilisasi masyarakat ke PPU (IDN Times/Ervan Masbanjasr)

Ia mengaku rugi karena tidak bisa menyelesaikan perkuliahannya tepat waktu. Pasalnya, kebijakan kampus mempercepat jadwal liburan, yang berakibat tertundanya jadwal kelulusannya. Tetapi dia bisa memaklumi kebijakan kampus agar mahasiswa terhindar dari penularan corona. 

"Karena saya baru pulang dari Malang, orangtua saya telah menyiapkan satu ruangan khusus selama 14 hari melakukan isolasi mandiri," uja Resty.

Senada dengannya, Yani warga Paser mahasiswa semester pertama Universitas Negeri Malang (UM) menuturkan, semua mahasiswa baik dari Kabupaten PPU maupun Paser dipercepat jadwal liburnya di kampus masing-masing.

"Kami terpaksa pulang ke Kalimantan Timur (Kaltim) sebelum puasa dan kemungkinan pulang setelah lebaran, karena ada kebijakan dari kampus bahwa semua aktivitas perkuliahan dihentikan karena corona," katanya.

Baca Juga: Hasil Rapid Test, Empat Peserta Ijtima Gowa dari PPU Positif COVID-19

2. Ponpes telah memulangkan seluruh santrinya ke daerah asal masing-masing untuk mencegah penularan COVID-19

Setiap masyarakat pendatang harus melalui pemeriksaan di Pos Pengetatan Pengawasan mobilisasi masyarakat ke PPU (IDN Times/Ervan Masbanjasr)

Sementara itu, seorang santri Ponpes Tebuireng di Kabupaten Jombang, Jawa Timur yang juga warga Kabupaten Paser, Sabri mengungkapkan, Ponpesnya telah memulangkan seluruh santrinya ke daerah asal masing-masing untuk mencegah penularan COVID-19.

Selain dirinya, ada beberapa warga Kaltim yang juga satu Ponpes dengannya pulang ke daerahnya masing-masing termasuk beberapa orang santri berasal dari PPU dan Kabupaten Paser di Kecamatan Tanah Gerogot.

"Setelah sampai di rumah langsung melakukan isolasi mandiri, selain itu orangtua saya juga telah menyiapkan satu kamar isolasi mandiri buat saya selama 14 hari ke depan," tegasnya.

3. Selain mahasiswa dan santri, beberapa pekerja migran juga pulang ke PPU dan Paser

Setiap pendatang wajib melalui chamber disinfektan (IDN Times/Ervan Masbanjar)

Selain mahasiswa dan santri Ponpes, ada beberapa pendatang yang mengaku sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) terpaksa pulang ke PPU dan Paser, akibat merebaknya corona di negara penempatan PMI tersebut bekerja.

Yunita, seorang PMI Singapura menuturkan, dirinya pulang karena ada kebijakan dari pemerintah Singapura melakukan semi lockdown di negara tersebut, sehingga dirinya memilih pulang ke PPU.

Dibeberkannya, dalam perjalanan menggunakan pesawat dari Singapura menuju ke Jakarta hingga ke Kaltim dirinya telah melalui sejumlah pemeriksaan kesehatan di bandara. Bahkan dia mengaku telah mendapatkan surat keterangan sehat dari bandar udara tersebut.

"Rencananya saya mau pulang ke rumah kerabat saya di Desa Girimukti dan selama di rumah itu saya menjalani isolasi mandari di rumah selama 14 hari. Saya dapat memaklumi pemeriksaan terhadap pendatang yang masuk ke PPU, tidak lain untuk mencegah penyebaran virus corona."

Baca Juga: Penajam Paser Utara Masih Nol Pasien PDP dan Positif Virus Corona

Berita Terkini Lainnya