TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Wajib Tahu, Ini Lokasi Pertama Merah Putih Berkibar di Kaltim

PPU wilayah perjuangan pertahankan kemerdekaan

Sejumlah anggota TNI saat memdirikan monumen pengibaran bendara merah putih di Kaltim berada di Kelurahan Nenang (IDN Times/Istimewa))

Penajam, IDN Times - Pergolakan melawan pasukan NICA Belanda tidak hanya terjadi di Pulau Jawa. Pasca proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan Sukarno - Hatta pada 17 Agustus 1945, perlawanan pun membara di Kalimantan Timur (Kaltim). 

Tepatnya di Nenang Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) menjadi basis pertahanan pejuang melawan Belanda yang terpusat di Balikpapan. Di tempat ini bahkan diyakini tempat di mana bendera merah putih resmi berkibar di zaman perang kemerdekaan. 

“Nenang Besar ketika itu dijadikan sebagai basis dan markas para pejuang Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan melawan penjajah pasca proklamasi kemerdekaan Indonesia. Di mana lokasi itu kini berada di Jalan Bonci RT 07 Kelurahan Nenang," kata Danramil 01/Penajam Kapten Inf Imam Syafi'i kepada IDN Times, Selasa (17/8/2021).

Baca Juga: Konflik Bupati dan Wabup Penajam Memanas, Eks Pejabat pun Berkomentar

1. Kecamatan Penajam merupakan lokasi para pejuang bertempur melawan penjajah

Ilustrasi perang/konflik. (IDN Times/Aditya Pratama)

Dibeberkannya, wilayah PPU khusus di Kecamatan Penajam merupakan lokasi para pejuang bertempur dengan penjajah meskipun ketika itu Indonesia sudah merdeka. Mereka para pejuang bertempur dengan mengorbankan semua harta miliknya termasuk nyawa mereka.          

“Sekarang di lokasi tersebut telah berdiri tugu monumen bersejarah, tugu tersebut merupakan pertanda pengibaran bendera merah putih pertama kali di Kaltim pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 Wita, usai para pejuang mendengar berita lewat radio RRI tentang Proklamasi Kemerdekaan di Jakarta,” tutur Imam.

2. Situs meriam moncong laras mengarah ke Balikpapan di Gunung Seteleng

Situs meriam perang peninggalan Jepang di Gunung Seteleng (IDN Times/Istimewa)

Karena berada di areal pertempuran, lanjutnya, di Kelurahan Gunung Seteleng, Kecamatan Penajam terdapat situs senjata berat berupa meriam dengan moncong laras mengarah ke Kota Balikpapan,  lalu bunker atau sejenis bangunan pertahanan militer biasanya dibangun di dalam tanah semua merupakan peninggalan Jepang.

“Informasi ini kami peroleh dari hasil kutipan dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Kaltim pada saat melakukan survei terhadap beberapa lokasi yang memiliki kaitan sejarah dengan Kerajaan Sadurangas atau Kerajaan Paser, serta sisa-sisa peninggalan kolonial Jepang,” sebutnya.

Dituturkannya, situs peninggalan kolonial Jepang dan pernah dikuasai juga oleh para pejuang tersebut, menjadi aset pemerintah dan di bawah pengawasan Kodim 0913/PPU dan Koramil Penajam d imana pihaknya selalu menjaganya dan setiap tahun selalu dibersihkan untuk kelestariannya.

3. TNI, Polri, dan masyarakat masih jaga meriam peninggalan Jepang

TNI,POLRI dan masyarakat PPU tetap jaga situs meriam peninggalan Jepang (IDN Times/Istimewa)

“Baru-baru lalu dalam rangka menyambut HUT RI ke-76 Tahun 2021, segenap anggota Koramil, Polsek Penajam, staf Kelurahan Gunung Seteleng, karang taruna, KKN Unmul, perusahaan swasta, serta masyarakat gotong-royong menjaga kelestarian situs meriam berada ini,” katanya 

Tujuan kegiatan ini, jelasnya, agar semua masyarakat PPU turut serta memelihara dan merawat situs bersejarah peninggalan para pejuang. Karena ini merupakan satu-satunya bukti yang masih ada di  wilayah PPU.

“Dari keterangan kami terima dari seorang tokoh masyarakat Kelurahan Gunung Seteleng, bernama Waliyah (75) menerangkan, bahwa meriam tersebut telah ada sejak lama dan merupakan benteng pertahanan tentara Jepang di wilayah Penajam dengan moncong mengarah ke laut Balikpapan,” terangnya.

4. Kini tersisa satu pucuk meriam yang masih tegak berdiri

TNI,POLRI dan masyarakat PPU tetap jaga situs meriam peninggalan Jepang (IDN Times/Istimewa)

Diungkapkannya, sebenarnya di wilayah tersebut ada empat pucuk meriam, namun ada dua meriam sudah diambil dan ditaruh di Museum Mulawarman di Balikpapan, satu pucuk berada di Gunung Haji RT 06 Gunung Seteleng tetapi sudah dipotong potong oleh masyarakat. Kini tersisa satu pucuk yang saat ini tegak berdiri.

“Semua ada empat meriam ketika itu dijadikan tentara mengembur kota Balikpapan, namun akhirnya dikuasi oleh pejuang. Tetapi kini tersisa satu saja dan menjadi sejarah perjuangan bagi masyarat PPU,” sebutnya. 

Baca Juga: Kelurahan Penajam Protes ketika Dibebani Biaya Pemakaman COVID-19  

Berita Terkini Lainnya