TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Purnawirawan Polda Kaltim yang Mengasuh Puluhan Anak di Samarinda

Yonas Frederik Momot dan istri ingin anak-anak bisa mandiri

Yonas Frederik Momot (57), purnawirawan polisi bersama istri dan anak-anak asuhnya. (IDN Times/Istimewa)

Samarinda, IDN Times - Masa pensiun, tiap orang punya pilihan masing-masing. Seperti dilakukan Yonas Frederik Momot (57), seorang purnawirawan polisi berpangkat AKBP yang kini memilih untuk menghabiskan waktu bersama anak-anak asuhnya.

Bersemangat, ia merawat 90 orang anak asuh bersama sang istri, Sri Utami. 

Sebelum pensiun, ia berdinas di Direktorat Pengamanan Obyek Vital (Ditpamobvit) Polda Kalimantan Timur (Kaltim). Pensiun di tahun 2021 lalu, pria ini lantas membangun panti asuhan bersama istri. Kini ia tinggal satu rumah bersama 70 anak.

Sementara sisanya di asrama laki-laki karena sudah menginjak dewasa. 

Asrama itu tak jauh dari rumahnya, Jalan Padat Karya Sempaja, Samarinda Utara.

“Kalau sudah dewasa dan laki-laki, ada di asrama. Kalau yang di sini anak-anak saja,” kata Momot dalam keterangan tertulis baru-baru ini.

Baca Juga: Kronologis Penembakan Teman di Samarinda dengan Senapan Angin

1. Bungkus nasi bersama anak-anak

Momot saat membungkus nasi bersama anak-anak asuhnya. (IDN Times/Istimewa)

Kebersamaan dengan anak-anak asuhnya terlihat juga dari kegiatan yang ia lakukan, seperti membungkus nasi bersama. Sementara masakan biasanya disiapkan pengurus panti. "Lalu kami bungkus bersama anak-anak. Kadang dari donatur. Nasi bungkusnya kami yang memasak kemudian disalurkan,” kata Sri Utari.

Para donatur kerap membagikan sembako dan makanan untuk kemudian dimasak. "Terima kasih Ibu Ade Imam yang rutin setiap Jumat berbagi,” kata Sri Utari. Sebelumnya pengurus Bhayangari Cabang Kaltim telah berkunjung menyalurkan bantuan juga ke sana.

2. Kisah pertama kali Utari hingga putuskan asuh anak

Utari dan sang suami memiliki 90 orang anak asuh di panti asuhan yang mereka kelola. (IDN Times/Istimewa)

Sri Utari pun menceritakan, bagaimana pada 2005 silam, ia yang saat itu masih bekerja di salah satu rumah sakit di Samarinda, mendapati bayi yang baru dilahirkan ditinggal begitu saja.

Entah apa alasannya, ibu sang bayi kabur. Kemungkinan karena melihat kondisi bayi yang tidak sempurna, atau tak sanggup membayar biaya perawatan di rumah sakit.

Ya, bayi tersebut memiliki kekurangan atau tuna daksa. Sosok keibuan Sri Utari muncul. Dia pun mengasuhnya hingga saat ini sang bayi sudah kelas 5 SD. “Sejak saat itu kami mulai memelihara anak asuh,” kenangnya.

Anak-anak ini tinggal di rumah sederhana yang awalnya berukuran kecil, hingga saat ini sudah berukuran 20×15 meter dan berlantai dua. Di depan, teras pun luas. Terpampang tulisan Panti Asuhan Kasih Bunda Utari. Anak-anak biasa beraktivitas di teras tersebut. Untuk tidur, mereka di lantai dua.

Ada sekira 20 balita yang pengawasannya dibantu anak-anak yang sudah dewasa. Ada pula dua bayi, di mana satu di antaranya merupakan korban kekerasan ibu kandungnya. 

Baca Juga: Jembatan Mahakam Samarinda Kembali Ditabrak Kapal Tongkang Batu Bara

Berita Terkini Lainnya