TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Demi Hindari Ledakan Kelahiran, BKKBN Kaltim Pesan 72 Ribu Kondom

Dua bulan masa pandemik penjualan kondom laris manis

unsplash/Mel Elias

Samarinda, IDN Times- Kebijakan pembatasan sosial dari pemerintah rupanya bisa memicu angka kehamilan. Itu sebab menghindari meledaknya angka natalitas atau kelahiran selama darurat pandemik virus corona atau COVID-19 menjadi fokus Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kaltim. Demikian dikatakan Kepala BKKBN Kaltim, Muhammad Edi Muin saat dikonfirmasi pada Jumat (15/5).

"Angka kelahiran harus benar-benar ditekan, sebab para tenaga medis saat ini tengah disibukkan dengan penanganan pasien COVID-19. Maka dari itu, alangkah baiknya jika angka kehamilan atau kelahiran saat ini bisa lebih dulu ditunda. Apalagi saat ini di tengah kondisi pandemik, ibu hamil pasti lebih rentan," pintanya.

1. Angka kehamilan di Kaltim relatif lebih stabil dibanding dengan Pulau Jawa

babycenter.com

Kata Edi, saat ini angka kehamilan di Kaltim belum sebesar di Tasikmalaya maupun daerah Pulau Jawa lainnya. Di sana, angka kehamilan bahkan mencapai 70 hingga lebih 100 persen.

"Jangan sampai kita di sini seperti di Jawa. Data kami, dari Februari, Maret dan April angka kehamilan masih kecil dan relatif stabil," ungkapnya. Namun demikian Edi Muin enggan membeber angka pasti.

2. Penjualan kondom laris-manis selama masa pandemik COVID-19

ilustrasi kondom (Pixabay.com/Kerryank)

Demi menekan angka kelahiran itu, selama dua bulan masa pandemik COVID-19 di Kaltim, angka penjualan kondom menurut data BKKBN laris-manis di pasaran. Maklum saja, peningkatan itu berbanding lurus dengan anjuran pemerintah yang membatasi kegiatan di luar lewat work from home (WFH) maupun physical distancing.

"Kalau dalam waktu normal tidak akan selaris sekarang. Dan kami juga menjadikan kondom sebagai alat kontrasepsi darurat," kata Edi.

Dirinya pun tak menampik jika pesanan stok kondom saat ini jauh lebih besar dari bulan-bulan sebelumnya.

"Kami melihat pasokan menipis. Sementara frekuensi (pasutri berhubungan) itu normalnya 3 kali seminggu. Kalau kondisi fit sekarang, sedikit bersentuhan maka lanjut lagi, terpaksa tambah jumlah penggunaan (kondom)," imbuh Edi.

Berita Terkini Lainnya