TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pesut Mahakam, Mamalia Langka Maskot Kalimantan Timur

Jumlahnya kini diperkirakan tinggal sekitar 80 ekor saja

wwf.or.id

Pesut Mahakam merupakan lumba-lumba air tawar yang hidup di Sungai Mahakam terutama di Kabupaten Kutai Barat dan Kabupaten Kutai Kartanegara. Mamalia ini adalah satu-satunya lumba-lumba air tawar yang ada di Indonesia. 

Nama latinnya Orcaella brevirostris atau dikenal juga sebagai Irrawaddy Dolphin. Pada tahun 1989, Gubernur Kalimantan Timur telah menetapkan pesut mahakam sebagai fauna identitas atau maskot Provinsi Kalimantan Timur

IDN Times merangkum sejumlah fakta dan legenda tentang Pesut Mahakam dari berbagai sumber. Simak di bawah ini, ya!

Baca Juga: 5 Fakta Porpoise, Hewan yang Sering Salah Dikira Lumba-Lumba

1. Ditetapkan sebagai satwa kritis dan terancam punah

getborneo.com

IUCN (International United of Conservation Nature and Matural Resources) pada tahun 2000 telah menetapkan Pesut Mahakam dalam Critically Endangered Spesies atau satwa kritis dan terancam punah. 

Indonesia sendiri, telah lama melindungi satwa ini melalui Keputusan Menteri Pertanian No.45/Kpts/Um/1/1975, Pesut Mahakam ditetapkan sebagai jenis satwa yang dilindungi. Kemudian diatur kembali melalui Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999 turunan dari UU No. 5 Tahun 1990 Tentang Keanekaragaman Hayati dan Ekosistemnya. 

2. Penyebab terbesar matinya Pesut Mahakam adalah terjebak jaring ikan milik nelayan

instagram/mamalia_pesut

Aktivitas manusia menjadi ancaman atas keberadaan satwa liar ini. Kematian Pesut Mahakam terbesar disebabkan karena mamalia ini terjebak di jaring nelayan (rengge) saat ingin memangsa ikan yang berkumpul di jaring tersebut. Ironis, mamalia air ini mati tenggelam karena tak bisa bernafas di air.

Selain itu, tongkang atau ponton yang hilir mudik membawa batu bara dan kelapa sawit juga mengancam Pesut Mahakam. Lumba-lumba air tawar ini bisa mati tertabrak ponton, speedboat, ataupun kapal lainnya.

Ancaman lain adalah penangkapan ikan dengan menggunakan setrum atau racun. Penangkapan ikan yang tak ramah lingkungan mengancam ketersediaan makanan Pesut Mahakam. Tidak hanya itu, erosi dan pendangkalan sungai, dan alih fungsi lahan juga mengancam keberadaan mereka.

3. Jumlah lumba-lumba Irrawaddy ini hanya tinggal sekitar 80 individu saja

instagram/mamalia_pesut

Dilansir dari Antara data Yayasan RASI (Rare Aquatic Species of Indonesia) mencatat populasi Pesut Mahakam jumlahnya pada tahun 2012 diperkirakan hanya 92 ekor. Peneliti RASI Danielle Kreb menuturkan pada 2017, hanya tersisa sekitar 75-80 individu Pesut Mahakam di kawasan sungai Kabupaten Kutai Kartanegara. Metode yang digunakan RASI sejak 2005-2016 adalah menggunakan penghitungan sirip. 

Uniknya, bentuk sirip punggung Pesut Mahakam satu dengan yang lain berbeda, jadi semacam sidik jari pada manusia. Inilah yang menjadi pembeda antar individu Pesut Mahakam.

Kreb menuturkan wilayah jelajah Pesut Mahakam ini di Kecamatan Muara Kaman hingga Kota Bangun, termasuk kawasan Sungai Kedang Rantau, Sungai Kedang Kelapa, dan Sungai Belayan. 

4. Pesut Mahakam bukan ikan melainkan mamalia

instagram/mamalia_pesut

Ivan Yusfi Noor dalam bukunya Pesut Mahakam, Profil, Peluang Kepunahan dan Upaya Konservasinya (2014) menjelaskan beberapa perbedaan Pesut Mahakan dengan ikan.

Pesut Mahakam berkembang biak dengan melahirkan dan menyusui. Pesut Mahakam juga bernafas dengan paru-paru bukan insang. Secara periodik, akan mengambil oksigen dan menghembuskan karbondioksida. Lubang pernafasan ada di belakang kepala. Selain itu, kedudukan sirip ekor mamalia air berbentuk horizontal, sementara sirip ekor ikan vertikal.

Dilansir dari WWF, Pesut Mahakam merupakan perenang lambat, namun mereka dapat berenang dengan kecepatan antara 20-25 km/jam apabila merasa terancam atau dikejar oleh sebuah kapal yang melintas di habitat mereka. Pesut Mahakam juga dapat menyelam hingga 18 menit.

Mereka hidup dalam kelompok kecil hingga sekitar 10 individu dalam satu kelompok. Pesut Mahakam dapat hidup hingga 30 tahun. Panjang tubuh individu dewasa 1,9 m hingga 2,75 m, beratnya sekitar 130 kg. Sementara bayi pesut sekitar 76-100 cm dengan berat 10 kg. Pesut Mahakam suka makan ikan, cumi, udang, dan hewan laut lainnya.

5. Upaya pelestarian Pesut Mahakam

worldwildlife.org

Cara pelestarian pesut mahakam selain dengan memberikan status perlindungan secara hukum, juga dengan menetapkan kawasan perlindungan habitat. Kecepatan kapal juga perlu diatur menjadi sekitar 12 km/jam saat moda transportasi air berpapasan dengan kawanan Pesut Mahakam.

Selain itu penggunaan jaring nelayan juga perlu diatur baik dari kepadatan, jumlah, dan ukuran mata jaring, serta waktu dan tempat pemasangan jaring ikan. Hal ini penting dilakukan agar tak menjerat Pesut Mahakam.

Upaya lain yang bisa dilakukan adalah menanggulangi penangkapan ikan yang tidak sesuai aturan dan melakukan penegakan hukum. Kemudian, pengembangan mata pencaharian lain dari nelayan tangkap menjadi budi daya ikan, juga pengembangan ekowisata berbasis Pesut Mahakam.

Baca Juga: 5 Fakta Keren Tentang Lumba-lumba, Mamalia Ramah Sahabat Manusia

Berita Terkini Lainnya