TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Suara Warga Balikpapan, Kota Penyangga bagi Ibu Kota Baru

Balikpapan jadi pintu masuk ke ibu kota negara yang baru

Wikipedia/Arief Rahman Saan (Ezagren)

Balikpapan, IDN Times - Kota Balikpapan merupakan kota besar terdekat dengan lokasi ibu kota baru yang telah ditetapkan di Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara. Kota Balikpapan bakal menjadi kota penyangga sekaligus pintu masuk orang, barang, dan jasa untuk pembangunan ibu kota baru.  

Meskipun Pemkot Balikpapan menyatakan siap menjadi kota penyangga ibu kota negara yang baru, bagaimana pendapat penduduk kota Balikpapan? Bagaimana harapan sekaligus kekhawatiran warga Balikpapan atas pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur ini?

Baca Juga: Kukar Jadi Ibu Kota Baru, Tak Usah Pusing dengan Urusan Spekulan Tanah

1. Izin tambang dan perkebunan kelapa sawit bakal dievaluasi dan lebih tertib

Dok.IDN Times/Istimewa

Menurut  manager perusahaan konstruksi, Widi, ia mengatakan sangat setuju pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur. Menurutnya ini bakal meningkatkan perekonomian Kalimantan Timur dan Kalimantan pada umumnya. Tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, namun masalah tambang yang menjadi problem berkepanjangan di Kaltim juga akan dapat diselesaikan. 

"Ibu kota di Kaltim ini supaya pembangunan agar lebih merata tidak hanya terkonsentrasi di Jawa. Izin pertambangan, dan kebun kelapa sawit pasti akan ditinjau ulang dan lebih tertata dengan adanya ibu kota di Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara," kata Widi.

2. Akses ke berbagai wilayah Indonesia dan mancanegara harus dipermudah

IDN Times/Mela Hapsari

Hal senada disampaikan oleh Widuri. Ibu rumah tangga ini berpendapat, "Saya mendukung sekali ibu kota pindah. Kaltim ini provinsi yang bergantung dengan aktivitas tambang. Ketika harga hasil tambang jatuh, maka langsung jatuh ekonominya. Saya berharap dengan dipindahnya ibu kota akan lebih banyak aktivitas ekonomi di sini," katanya.

Ia menambahkan, "Tidak sekedar tambang, tapi juga pendidikan, bisnis retail, dan bisnis lain yang akan mengikuti. Dengan demikian, pemerataan akan lebih cepat tercapai," katanya. 

Meskipun setuju, di sisi lain Widuri juga mencemaskan masalah dampak lingkungan. "Hanya saja yang agak mengkhawatirkan adalah pengelolaan lingkungannya. Harus matang sekali karena ada di wilayah hutan nantinya," katanya.

Selain itu, ketika menjadi ibu kota, tentunya akses menuju ke berbagai wilayah dalam dan luar negeri harus lebih ditingkatkan. Ia berharap bandara di Kaltim, baik Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan di Balikpapan, maupun Bandara APT. Pranoto di Samarinda dapat melayani penerbangan tanpa perlu transit.

"Kalau mau pergi-pergi enggak perlu ke kota besar lainnya untuk transit, seperti ke Jakarta atau Surabaya. Siapa tahu bisa ada penerbangan langsung dari Balikpapan - Tokyo, atau Samarinda - Sydney," katanya berharap.

3. Jangan rusak paru-paru dunia

IDN Times/Mela Hapsari

Sementara Tina Febriana, pelajar SMK mengatakan kurang setuju jika karena pemindahan ibu kota alam di Kalimantan jadi rusak. 

"Kurang setuju karena Kalimantan merupakan paru-paru dunia, nanti hutan-hutan dibabat lagi. Kalau tidak mengganggu hutan dan alam ya, enggak papa," ujarnya.

Sebagai pelajar, ia berharap ketika ibu kota dibangun dan telah jadi dapat memberikan peluang bagi masyarakat di wilayah ibu kota dan sekitarnya.

"Harapan kalau Kaltim jadi ibu kota, semua akan lebih baik. Gampang cari kerja, juga agar warga di Kalimantan lebih baik dalam pekerjaan, fasilitas pendidikan, dan kesehatan," katanya.

4. Perlu meningkatkan keamanan karena potensi kriminalitas meningkat

Pexels.com

Sementara Karji, seorang pensiunan anggota TNI mengatakan, perasaannya biasa-biasa saja ibu kota pindah ke Kaltim. Ia berharap agar masyarakat lebih mudah cari kerja dan rejeki. Namun ia juga menyimpan kekhawatiran karena Balikpapan dan wilayah lainnya di Kaltim bakal kebanjiran pendatang.

"Khawatir masalah kriminalitas, masyarakat dari mana-mana akan menuju ke Kaltim karena jadi ibu kota tentu akan lebih ramai. Jadi perlu meningkatkan lagi keamanan," katanya.

5. Kota Balikpapan bakal jadi kota yang macet

IDN Times/Mela Hapsari

Sementara Erni, ibu rumah tangga, merasa khawatir Balikpapan bakal sering mengalami kemacetan lalu lintas. Meskipun bukan lokasi ibu kota namun karena airport dan pelabuhan ada di Balikpapan maka Kota Minyak ini bakal jadi pintu masuk menuju ke ibu kota baru. 

"Saya khawatir bakal macet. Pada tahap awal para pendatang akan mencari makanan dan hiburan ke Balikpapan," katanya.

Bisa jadi kemacetan potensial terjadi di Balikpapan mengingat kepindahan pegawai kementerian, BUMN, dan keluarganya ke Kaltim diperkirakan mencapai 1.5 juta orang.

"Harapan saya semoga perekonomian makin maju karena lokasinya di tengah Indonesia. Saya juga berharap jangan banyak demonstrasi kalau ibu kota pindah ke Kaltim," katanya.

Kalimantan dulu sering dipandang sebelah mata. Tinggal di Kalimantan seringkali dianggap orang seperti tinggal di hutan, tak banyak yang tahu banyak tempat di Kalimantan telah menjadi kota yang maju, contohnya Balikpapan. Erni mengatakan, "Akhirnya jadi anak ibu kota," katanya sambil tertawa.

Baca Juga: Millennial Kaltim Ingin Pemindahan Ibu Kota Perhatikan Soal Lingkungan

Berita Terkini Lainnya