TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Liburan Seru di Kebun Raya Balikpapan, Hutan Hujan Tropis Alami 

Ada tanaman endemik jahe balikpapan

Kebun Raya Balikpapan (IDN Times/Hilmansyah)

Balikpapan, IDN Times - Salah satu tempat favorit bagi keluarga dan komunitas pecinta alam yang ingin bermain, bersantai sambil mengenal lebih jauh tentang hutan hujan tropis khas Kalimantan bisa berwisata ke Kebun Raya Balikpapan. Kebun Raya Balikpapan (KRB) hanya sekitar 15 kilometer dari pusat kota Balikpapan tepat di Jalan Soekarno Hatta Km. 15, Karang Joang, Balikpapan Utara. 

Kebun Raya Balikpapan dibangun berangkat dari keprihatinan, karena semakin rusaknya ekosistem hutan di Kalimantan. Apalagi banyak daerah yang membolehkan pertambangan. Sementara Kota Balikpapan menjadi satu-satu kota di Kalimantan Timur yang melarang adanya penambangan.

Kebun raya ini asri dan cocok bagi wisata bersama keluarga sambil mengenalkan berbagai macam tanaman khas Kalimantan yang tumbuh secara alami dan terjaga. Meskipun masih pandemik virus corona, KRB telah dibuka kembali untuk umum.

“Kebun Raya Balikpapan, berdiri sejak 1 Desember 2005 dengan luasan 309 hektare, KRB hingga ini masih dibuka secara gratis bagi masyarakat umum, “ ujar Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) KRB Arizal, pada Sabtu (3/5/2021).

Baca Juga: Pandemik Virus Corona Ancam Rehabilitasi Orangutan Kalimantan

1. Terdapat 4.291 spesimen tanaman

Kebun Raya Balikpapan (IDN Times/Maulana)

KRB disuguhi pepohonan rimbun khas Kalimantan seperti pohon ulin, meranti, bengkirai dan keruing. Seperti pohon ulin atau dikenal dengan kayu besi yang tumbuh di kawasan KRB ini usianya berkisar 100-150 tahun. Pohon ini diameternya hanya tumbuh 0,75 -100 centi meter pertahun.

“Bayangkan betapa lamanya masa pertumbuhan sehingga menjadi kan pohon ini langka untuk ditemui di hutan alam,” jelas Arizal.

KRB merupakan bagian dari Hutan Lindung Sungai Wain yang berbatasan dengan daerah Kabupaten Kutai Kartanagera.

Arizal mengatakan, “Di dalam KRB ini terdapat 4.291 spesimen tanaman. Bagi yang suka dengan alam hijau yang tenang, inilah alternatifnya karena selain dekat dengan pusat kota, Kebun Raya Balikpapan menyajikan berbagai wisata yang cukup lengkap,” paparnya.

2. Fasilitas menarik di Kebun Raya Balikpapan

IDN Times/ Mela Hapsari

Sejumlah fasilitas tersedia di kawasan KRB yakni rumah pembibitan, embung, KRB, gazebo, pendopo, restoran. Selain itu, pengunjung bisa outbound, tersedia pula jogging track, rumah anggrek, guest house, musala dan rumah adat Dayak.

Ada delapan 8 wisata meliputi wisata camping, wisata tracking TK-SD sampai kuliah, wisata composing, wisata flora, wisata identitifikasi, wisata angrek, wisata tematik yakni taman tematik, juga wisata toga taman belian.

Selain itu, KRB juga memiliki lima bangunan untuk menunjang kegiatan masyarakat yang ingin berwisata bersama keluarga atau family gathering bersama komunitas atau perusahaan. 

“Ada bangunan etlinger balikpapanensis yang mampu memuat 200 orang, ada lamin ulin khas Kalimantan Timur, gazebo lima, rumah anggrek , juga camping ground, Termasuk juga didukung untuk jalur sepeda bagi keluarga,” Tegasnya.

3. Jahe balikpapan tanaman endemik Kota Balikpapan yang kaya khasiat kesehatan

Tanaman jahe Balikpapan (Etlingra balikpapanensis) memiliki ukuran raksasa dan tanaman endemik Balikpapan (IDN Times/Hilmansyah)

Ada pula trek alam Etlingra balikpapanensis sepanjang kurang lebih 650 meter. Jalur yang menantang di bawah pepohonan rimbun yang mayoritas pohon asli Kalimantan juga diminati pengunjung. Selain itu, pengunjung dapat langsung melihat langsung tanaman langka Etlingra balikpapanensis

“Di trek ini dapat ditemui langsung tanaman khas jenis kayu Kalimantan yang menjadi koleksi alami KRB seperti ulin, bengkirai bahkan pohon gaharu termasuk tanaman langka jahe balikpapan (Etlingra balikpapanensis),” jelasnya.

Di KRB sendiri selain trek Etlingra Balikpapanensis, juga ada trek bandang dan trek ulin yang sangat menarik untuk dijelajahi. Setiap rombongan atau pengunjung yang akan ke dalam hutan harus didampingi pemandu professional dari petugas KRB.

“Karena jalur atau trek yang dilintasi betul-betul alami, ada kekhawatiran, pengunjung bisa kesasar meskipun dalam kelompok, sehingga harus didampingi pemandu profesional dari petugas KRB,” ujarnya.

Jahe balikpapan sendiri mungkin belum terlalu familiar di telinga masyarakat. Jahe berukuran raksasa ini adalah tanaman endemik Balikpapan, dan tidak ditemukan di daerah lain. Tanaman ini baru ditemukan pada tahun 2006 lalu oleh warga Denmark bernama Axel Dalberg Poulsen.

“Hasil jahe merah ini memiliki kandungan untuk obat antibakteri, antikanker dan anti diabetes. Dan bahkan pada tahun 2009, sudah dilakukan penelitian bahwa jahe balikpapan memiliki kandungan yang cukup berkhasiat salah satunya untuk COVID-19,” jelasnya.

Tanaman Jahe Balikpapan ini sendiri di hutan alam, tidak lepas dari ganguan hama dan penyakit. Selain itu, gangguan perusakan oleh monyet dan babi hutan, mereka kerap memakan tanaman muda atau pucuk tanaman jahe ini

Baca Juga: Apa Kabar, Wisata KWPLH Beruang Madu Balikpapan di Masa Pandemik?

Berita Terkini Lainnya