Problema Kaltim Jadi IKN Baru, BKSDA Minta Sisakan Lahan untuk Satwa
Hewan punya hak untuk tetap hidup di alam liar
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Balikpapan, IDN Times - Kalimantan terkenal dengan julukan paru-paru dunia. Bukan tanpa sebab. Itu karena di pulau ini, mata akan dimanjakan dengan rimbunan hutan nan lebat. Jika ada hutan, maka ada satwa. Kedua hal ini jelas menjadi satu dalam ruang hidup. Di Kalimantan sendiri, satwa primata menjadi salah satu ikon karena merupakan yang paling banyak ditemukan.
Tetapi, apakah pernah berpikir tentang apa yang akan terjadi pada mereka ke depannya? Apalagi rencana pemindahan ibu kota negara di Kalimantan Timur (Kaltim) justru menjadi salah satu ancaman terbesar yang dapat merampas hak asasi mereka.
Meski konsep yang diusung sedemikian rupa tetap mempertahankan konsep lestari, tetapi tidak dengan pemindahan sektor lainnya. Mau tak mau, semua pihak harus segera bergerak memikirkan cara agar semua satwa yang ada di Kaltim tak terancam punah begitu saja.
Begitu pula yang dipikirkan oleh Ivan Yusfi Noor, selaku Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim. Tentunya satwa menjadi salah satu yang harus mendapat perhatian sesuai dengan hukum yang mengatur tentang kesejahteraan hewan.
"Harapannya mereka tetap lestari walaupun ada IKN nanti. Yang penting seperti hutan mangrove dan Bukit Soeharto itu tetap dipertahankan dan mendapat perhatian khusus," ujarnya, saat dihubungi IDN Times, Jumat (15/10/2021).
Baca Juga: Proyek RDMP Kilang Pertamina Balikpapan dan Lawe-Lawe Tuntas 2024
1. Upakan sisa habitat untuk hewan di Kaltim
Seperti yang diketahui, meski belum ada pembangunan besar-besaran untuk IKN, tetapi ada hal lain yang menjadi ancaman bagi hewan-hewan di Kaltim. Pengerukan lahan sedikit demi sedikit untuk aktivitas pertambangan, membuat habitat bagi semua makhluk hidup menyempit dan tentu menjadi salah satu pelanggaran karena telah merampas hak nyaman bagi para satwa.
Ivan menyebut, saat ini pihaknya bersama semua pihak sedang mengupayakan agar dapat mempertahankan areal hutan dengan konservasi tinggi tetap bertahan di Bumi Etam ini, di luar kawasan konservasi. Dan tahun ini, menjadi tugas mereka untuk segera menentukan area penting tersebut agar tetap bertahan.
"Kami upayakan agar tetap dipertahankan, tidak hanya area hutan konservasi saja, harapannya seperti lahan perkebunan atau sekitar tambang bisa disisakan untuk mendukung pergerakan dan kebebasan satwa liar," tuturnya.
Baca Juga: Puluhan Mobil Angkot di Balikpapan Copot Stiker di Kaca Belakang