COVID-19 Kaltim Tinggi, Panglima TNI Ungkap soal Lemahnya Tracing
Meminta personel TNI/Polri lapangan lebih aktif
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Balikpapan, IDN Times - Pandemik COVID-19 Kalimantan Timur (Kaltim) masih mengkhawatirkan menyusul lonjakan pasien terpapar virus saat ini. Satgas COVID-19 Kaltim pun melaporkan jumlah pasien terpapar menembus 21.668 kasus atau tertinggi terjadi di Kalimantan dan luar Jawa.
Akhirnya Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto harus bersuara tentang permasalahan pandemik di Kaltim dari dari jumlah pasien maupun tingginya kasus kematian. Menurutnya, pemerintah daerah harus ketat dalam melaksanakan protokol kesehatan (prokes).
"Strategi yang kita gunakan ada tiga. Yaitu pertama, melaksanakan 3M secara ketat. Kedua 3T dan ketiga vaksinasi," kata Panglima TNI saat meninjau serbuan vaksinasi di di Balikpapan Kaltim, Jumat (6/8/2021).
Baca Juga: COVID-19 Mengancam, Panglima TNI dan Kapolri pun Tinjau Kaltim
1. Memaksimalkan tracing warga terpapar COVID-19
Hadi menyatakan, langkah tracing pasien terpapar virus COVID-19 di Kaltim masih kecil. Sesuai ketentuan WHO, menurutnya sudah dipersyaratkan dengan perbandingan 1 banding 30.
Namun kondisi di Indonesia rata-rata persyaratannya sekitar 1 banding 15.
Padahal tracing sendiri dapat mengurangi potensi penyebaran virus lebih luas. Pemerintah daerah masih harus ditingkatkan terhadap tracing yang dilakukan.
"Saya sudah cek, memang sudah dilaksanakan, namun jumlah dari kontak erat juga harus ditingkatkan. Sehingga mengurangi kasus terkonfirmasi setiap hari yang terus bertambah," terangnya.
Baca Juga: Vaksin Lambat Datang, Kaltim Pesimis Kekebalan Komunal Segera Terjadi