TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Polres Balikpapan Diminta Transparan tentang Drama Penculikan Zahra

Polisi belum mengungkap identitas pelaku

Ilustrasi Korban (IDN Times/Mardya Shakti)

Balikpapan, IDN Times - Sudah lebih dari seminggu pelaku penculikan anak Maritza Adiba Zahra (5) ditangkap oleh unit gabungan dari Polresta Balikpapan dan Polres Samarinda, di Samarinda. Namun hingga kini, pihak keluarga korban belum menerima informasi terkait penangkapan tersebut secara resmi dari pihak kepolisian.

Polisi memang sempat mengungkap pelaku sedang menjalani proses isolasi mandiri terpapar virus COVID-19. Namun informasi ini diketahui keluarga dari pemberitaan media massa. 

Persoalan tersebut diungkap oleh Kakek Zahra, Sutrisno, saat ditemui di rumahnya beberapa hari lalu. Dirinya merasa kaget saat menerima kabar tersebut, sementara dari pihak kepolisian belum ada sinyal terkait penangkapan pelaku..

“Saya justru baru tahu. Saya tanyakan anak saya Ika, ibunya Zahra, setelah ditanyakan kepada internal polisi dibenarkan bahwa pelaku sudah tertangkap,” kata Sutrisno.

Baca Juga: Tergulung Ombak, Pelajar Balikpapan Ditemukan dalam Kondisi Tewas

1. Minta hak informasi penangkapan pelaku

Ilustrasi (IDN Times/Mardya Shakti)

Hingga detik ini, Sutrisno sendiri bingung mengapa belum dihubungi pihak kepolisian soal penangkapan pelaku. Padahal, penangkapan pelaku sudah cukup lama dan informasi sudah beredar di mana-mana. Bukan apa-apa, sebagai keluarga korban dirinya mengaku berhak untuk mengetahui hasil perkembangan penyelidikan polisi terhadap pelaku, atau paling tidak soal ditangkapnya pelaku.

Tapi jangankan tahu motif pelaku, kabar penangkapan pelaku saja dirinya tak tahu menahu. Ada sedikit rasa kecewa menjalar di hatinya.

“Kami punya hak karena kami keluarga korban, apa pelaku sudah ditangkap atau belum dan bagaimana perkembangannya,” tutur dia.

2. Dugaan sosok wanita terlibat dalam kasus Zahra

Ilustrasi Penculikan (Tawanan) (IDN Times/Mardya Shakti)

Pada kesempatan yang sama, IDN Times bisa berbincang langsung dengan Zahra. Meski tak banyak interaksi terjadi dan paling banyak dijawab anggukan, setidaknya ada beberapa fakta yang ditemukan.

Salah satunya keterlibatan sosok wanita yang menjadi mystery guest  saat Zahra dalam genggaman pelaku. Ada beberapa poin yang sempat ditanyakan, dan hasilnya Zahra tetap menyebut jika ada seorang wanita ketika dia diculik.

“Ada ibu-ibu,” ucapnya lirih.

Saat ditanyakan perlakuan apa yang diterimanya, Zahra memilih bungkam. Namun saat disebut apakah dirinya menerima kekerasan, ia menggeleng.

Tetapi Sutrisno kembali mengungkap jika Zahra kadang dibekap.

“Dia katanya kalau nangis mulutnya ditutup sama perempuan itu,” ungkap dia.

3. Trauma lewati Stadion Batakan Balikpapan Timur

Ilustrasi Penculikan (Tawanan) (IDN Times/Mardya Shakti)

Ada beberapa sikap Zahra yang ditunjukkan mengenai kasus penculikannya. Dirinya mengangguk tatkala IDN Times menyebut pria yang membawanya dan mengantarnya kembali melalui rekaman CCTV merupakan orang yang sama. Saat ditunjukkan sebuah foto, dirinya sempat histeris dan tak mau melihatnya.

Selain foto, beberapa waktu sebelumnya, Sutrisno sempat membawa cucunya itu jalan-jalan. Saat melewati Stadion Batakan, Zahra kembali berteriak minta untuk segera pulang dan tak mau melihatnya.

“Kata dia, ayo papa kita pulang papa,” ujarnya menirukan perkataan cucunya saat itu.

4. Pihak keluarga minta transparansi kasus

Pexels.com

Sekali lagi Sutrisno menjelaskan, tak banyak yang diharapkan keluarga selain informasi yang terbuka dari pihak kepolisian kepada keluarga. Tentu sebagai seorang kakek dirinya tak mau kasus ini ke depannya dapat mengganggu kondisi psikologis cucu perempuan kesayangannya itu.

Satu-satunya yang ia harapkan saat ini adalah pihak kepolisian bisa menghubungi dan menjelaskan secara detail apa yang disampaikan oleh pelaku.

“Setidaknya tahu apa saja yang dikatakan pelaku, kenapa dia menculik Zahra dan bagaimana penangkapannya,” terangnya.

Karena, sejauh ingatannya tak pernah sekalipun dirinya terlibat masalah dengan siapa pun. Bahkan sampai dendam ataupun yang lainnya. Paling tidak, dia bisa mengetahui tentang identitas pelakunya.

Baca Juga: Segera Cair, Vaksinator Balikpapan akan Terima Insentif Rp750 Ribu

Berita Terkini Lainnya