Walhi Ingatkan akan Ancaman Sampah Plastik bagi Kesehatan Manusia
Volume sampah yang meningkat 10 tahun terakhir
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Balikpapan, IDN Times - Juru Kampanye Perkotaan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Nasional Ghofar mengumumkan, volume sampah plastik 2021 meningkat dua kali lipat dibandingkan data 10 tahun lalu. Seperti disampaikan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) volume sampah di Indonesia menembus 68,5 juta ton.
Ironisnya, sampah plastik menyumbang 17 persen dari total sampah tersebut di mana sebanyak 11,6 juta ton. Sampah plastik ini di antaranya berakhir di laut hingga dikhawatirkan polutan mencemari habitat lingkungan dan berujung kesehatan manusia.
Mikroplastik ini termakan ikan konsumsi di mana berawal dari situ dalam sejumlah penelitian diduga dikonsumsi, hingga ditemukan dalam darah dan paru-paru manusia.
"Isu plastik sudah menjadi isu yang cukup mengkhawatirkan. Dulu mayoritas organik hampir 60 persen, sekarang turun sekitar 50 persen," ungkapnya Sabtu (21/5/2022).
1. Data volume sampah plastik nasional 2021
Sementara itu, data produksi sampah plastik nasional 2021 ini dilaporkan temuan tiga plastik, yakni jenis PP (polypropylene), PET (polyethylene terephthalate), dan PC (polycarbonate), yang sebagian besar berasal dari produk AMDK. Polusi sampah plastik AMDK juga masih jadi krisis yang belum teratasi di Indonesia.
Banyak sumber melansir data, produk AMDK menyumbang 328.117 ton dari 11,6 juta ton sampah plastik sepanjang tahun 2021.
Plastik jenis PP (polypropylene), yang biasa ditemukan pada air mineral kemasan gelas (cup), berkontribusi pada produksi sampah sebanyak 66.170 ton dari total timbulan sampah plastik nasional. Sejumlah 6.769 ton di antaranya berasal dari limbah produk salah satu merek AMDK multinasional ternama.
Tipe plastik PET (polyethylene terephthalate) pada botol air minum kemasan sekali pakai, laporan mencatat sampah mencapai 163.114 ton dari semua merek AMDK. Sebanyak 51.548 ton atau sekitar sepertiga dari total timbulan tersebut berasal dari merek produsen AMDK multinasional. Sementara 5.439 ton dari keseluruhannya merupakan timbulan sampah air kemasan galon PET.
Selain itu, sampah AMDK berbahan PC (polycarbonate) menyumbang sebanyak 99.013 ton dari timbulan sampah plastik AMDK nasional. Salah satu produsen galon guna ulang multinasional menyumbang sebanyak 38.530 ton, atau lebih dari 10 persen dari total timbulan sampah plastik AMDK nasional 2021.
Plastik jenis PC atau polikarbonat berpotensi mengancam kesehatan karena mengandung BPA (bisfenol A). Bahkan, saat ini, pemerintah melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menyusun peraturan pelabelan kemasan produk AMDK yang mengandung BPA.
Seperti diketahui, para pakar sudah melaporkan tentang hasil penelitian dampak buruk migrasi BPA bagi kesehatan manusia, termasuk mengganggu perkembangan otak, berkontribusi pada perkembangan sel kanker, dan gangguan endokrin dan metabolik seperti diabetes melitus.
Baca Juga: YLKI Survei AMDK, Risiko Terpapar Sinar Matahari Ternyata Tinggi
Baca Juga: Labelisasi BPA Diyakini akan Membuat Pasar AMDK Galon Lebih Sehat