TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cerita Kakek Hamade 7 Hari Terapung di Laut, Tertolong Kotak Gabus

Mukjizat masih bisa hidup setelah tak makan berhari-hari

Hamade, 62 tahun. Pelaut asal Kalimantan Selatan yang ditemukan di nelayan Balikpapan di perairan Tako Bendera, Tanah Grogot, Paser. Selama enam hari kakek ini terombang-ambing di lautan lepas (Dok.IDN Times/Istimewa)

Samarinda, IDN Times - Pikiran Hamade, 62 tahun mengawang. Sudah tiga hari dia tanpa makan dan minum. Terombang-ambing di lautan nan luas tanpa kepastian. Nyawanya sedang berada di ujung tanduk. Petaka itu dialami setelah kapalnya karam dihantam ombak pada 17 September 2020. Syukurnya empat hari kemudian, tepatnya 24 September 2020, sekelompok nelayan dari Balikpapan bertemu Hamade di perairan Tako Bendera, Tanah Grogot, Paser, Kaltim. Dia diselamatkan dan diberi makan. Selanjutnya dievakuasi ke tempat keluarganya di Samboja, Kutai Kartanagara.

“Sekarang saya sudah di kampung lagi. Alhamdulillah saya sehat selalu,” ujar Hamade kepada IDN Times saat dihubungi lewat sambungan ponsel pada Rabu (30/9/2020) malam.

Baca Juga: Kompetisi Liga 1 Ditunda, Manajer Borneo FC Samarinda: Kecewa Pasti 

Hamade tinggal di Desa Hilir Muara, Kecamatan Pulau Laut Utara, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan. Kepada media ini, dia berkisah mengenai kondisinya saat berada di tengah lautan.

Di dalam boks styrofoam berukuran 1,5x1,5 meter. Kotak gabus sintesis ini tak bisa dipakai tidur hanya duduk dan berdiri. Jadi bila Hamade lelah, dia memilih duduk kemudian tidur.

Bila ada ombak, pria kelahiran 1958 tersebut langsung terjaga. Berusaha menyeimbangkan diri, jangan sampai kotak itu terbalik. Selama tujuh hari dia benar-benar tak makan apa-apa. Minum pun andalkan air hujan. Semua bekalnya habis tersapu lautan. Hanya ada tas kain hijau tua yang bisa diselamatkan, sesaat sebelum kapal tenggelam.

“Di dalam tas ini hanya ada rokok. Saya kadang-kadang isap, tapi kalau sudah pusing, ya, berhenti. Memang sudah biasa tahan lapar,” tambahnya.

1. Terombang-ambing di lautan luas dengan modal rokok di tas

Nelayan Balikpapan saat mencoba menyelamatkan Hamade, 62 tahun di perairan Tako Bendera, Tanah Grogot, Paser, Kaltim (Dok.IDN Times/Istimewa)

2. Selalu berdoa agar bisa bertemu dengan kapal kemudian diselamatkan

Kondisi kakek nelayan Hamade saat ditemukan di perairan Tako Bendera, Tanah Grogot, Paser, Kaltim (Dok.IDN Times/Istimewa)

Kakek cucu enam ini memang biasa melaut. Sejak umur 13 tahun, dia sudah berkawan karib dengan samudra. Namun dirinya tak pernah menyangka kapalnya bocor digempur ombak. Terjadi setelah 30 mil lepas dari daratan Kotabaru tepatnya di perairan Tako Encing.

Peristiwa itu kali pertama dia rasakan. Syukurnya Hamade bisa meraih kotak gabus sebelum bahteranya tenggelam. Kapalnya memang tak besar, tapi sudah biasa dipakai melaut. Kekuatannya hanya 4GT. Ukuran ideal di kalangan nelayan. Biasa dipakai berdua atau sendiri. Lazimnya melaut tujuh hari dan rencana awal hanya di perairan Tako Encing saja, bukan luar Kalimantan Selatan. Terkatung-katung di lautan membuat Hamade dekat dengan Tuhan.

“Saya selalu berdoa. Serahkan semuanya sama Allah. Jadi selama di laut salat saja dan berharap ada kapal lewat,” kisahnya.

Baca Juga: Positif COVID-19 di Balikpapan Naik Lagi, 5 Perumahan Ini Diwaspadai

Baca Juga: Tim Penegak Protokol Kesehatan PPU Jaring 32 Pelanggar 

Berita Terkini Lainnya