Ini Siasat Wali Kota Andi Harun Menutup Lokasi Prostitusi di Samarinda
Pihak pemkot masih bersiap-siap
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Samarinda, IDN Times - Empat tahun lalu, tiga lokalisasi di Samarinda ditutup oleh Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa bersama Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak. Pertama di kawasan Solong kemudian Loa Hui dan yang terakhir Bayur di Sempaja Utara. Belakangan, dua eks lokalisasi kawasan Solong dan Loa Hui disebut-sebut kembali beroperasi. Pemkot Samarinda pun ambil langkah tegas.
“Kami akan tutup. Sekarang masih persiapan,” ujar Andi Harun, Wali Kota Samarinda kepada IDN Times di DPRD Kaltim, Selasa (30/3/2021).
Baca Juga: Buka Lagi, Dua Eks Lokalisasi Bandel Samarinda Segera Ditutup Permanen
1. Lebih memilih pendekatan humanis dan persuasif
Informasi dihimpun IDN Times, selain tiga lokasi di Samarinda tadi, rupanya wadah esek-esek ini tersebar di seluruh kabupaten/kota di Kaltim. Totalnya ada 22 lokalisasi. Dan pada Juni 2016 lalu semuanya resmi ditutup. Dengan bantuan Perda Kaltim No 3/2016 tentang Penanganan dan Pemberdayaan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial, sebanyak 1.500 pekerja seks komersial (PSK) dipulangkan ke daerahnya masing-masing.
Mereka diberikan duit kerahiman Rp5 juta per orang. Khusus Kota Tepian jumlahnya ada 550 PSK ketika itu. Lalu langkah apa yang hendak diambil Andi Harun? Menanggapi hal tersebut, politisi Partai Gerindra ini menyebut bakal menempuh prosedur sederhana. Pertama, pihaknya bakal mendata total PSK, kemudian pendekatan persuasif sehingga tindakan tegas yang melibatkan aparat belum dilirik.
“Bagaimana pun juga tidak ada orang yang punya niat untuk bekerja seperti itu (jadi PSK). Mungkin karena keterbatasan ekonomi atau ada yang mengendalikan,” kata AH, sapaan karibnya.
Baca Juga: Wawali Samarinda Turun Langsung, demi Atasi Masalah Banjir